SheInspire: Program Pemberdayaan Warga Binaan Perempuan di Lapas Kerobokan
Di balik tembok Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Kerobokan, Bali, sebuah program pelatihan keterampilan bertajuk SheInspire tengah berlangsung, memberikan secercah harapan bagi puluhan warga binaan. Program yang diinisiasi oleh PT XL Axiata Tbk (XLSMART) melalui Sisternet, bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Republik Indonesia ini, bertujuan membekali para perempuan dengan keterampilan wirausaha dan literasi digital.
Program "SheInspire Sinergi Berdaya: Bersinar Bangkit Bersama" ini dirancang untuk membantu warga binaan perempuan membangun kemandirian ekonomi setelah menyelesaikan masa hukuman mereka. Keterampilan yang diajarkan meliputi pembuatan bolu kukus dan kerajinan tie dye. Pelatihan ini melibatkan praktisi ahli seperti Ribka Tinta, pemilik usaha Roti Memori Bali, yang memberikan pelatihan pembuatan bolu kukus, serta komunitas Hobi Jadi Cuan yang mengajarkan kreasi tie dye. Selain keterampilan teknis (hard skill), program ini juga memberikan pembekalan soft skill, seperti pengelolaan keuangan rumah tangga dan cara memulai usaha mikro, yang dipandu oleh Sherinne Budiman.
Menurut perwakilan Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA, Maftuh Muhtadi, reintegrasi sosial bagi perempuan warga binaan merupakan tantangan besar karena adanya stigma dan diskriminasi di masyarakat. Program SheInspire diharapkan menjadi jembatan harapan, membekali mereka dengan keterampilan, harga diri, dan kepercayaan diri untuk kembali produktif.
Regional Group Head XL Axiata East Region, Dodik Ariyanto, menyampaikan bahwa banyak perempuan yang keluar dari lapas menghadapi keterbatasan akses terhadap peluang ekonomi dan stigma sosial. Melalui pelatihan ini, XL Axiata ingin membekali mereka secara menyeluruh dengan keterampilan teknis, kesiapan mental, dan akses ke ekosistem digital.
Program SheInspire telah berjalan sejak Oktober 2024 dan telah menjangkau lebih dari 380 warga binaan perempuan di sembilan Lapas di berbagai daerah, termasuk Tangerang, Lampung, Malang, Yogyakarta, Medan, dan Makassar. Di setiap lokasi, peserta tidak hanya mendapatkan pelatihan wirausaha, tetapi juga sesi mental health dan motivasi diri.
Berdasarkan hasil evaluasi, 98 persen peserta merasa lebih mampu mengelola emosi, dan 100 persen menjadi lebih percaya diri untuk berbicara di depan umum. Usaha yang dijalankan oleh warga binaan di dalam Lapas bahkan mencatatkan kenaikan penjualan sebesar lima persen.
Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan, Ni Luh Putu Andiyani, menyatakan dukungannya terhadap program ini. Ia percaya bahwa setiap perempuan berhak mendapatkan kesempatan kedua, dan SheInspire membuka jalan bagi warga binaan untuk menemukan kembali potensi dan semangat hidup mereka.
Program ini direncanakan akan berlanjut hingga Juli 2025 dan menargetkan total 10 Lapas perempuan di berbagai daerah. Kelas terakhir akan diadakan di Lapas Perempuan IIB Nusa Tenggara Barat (NTB), yang juga akan menjadi tahap evaluasi akhir dan awal pembinaan lanjutan bagi peserta yang telah menyelesaikan masa tahanan.
SheInspire juga berencana memperluas jangkauannya hingga akhir 2026, dengan menambah sesi pelatihan, inkubasi usaha, serta pendampingan intensif pasca-pembebasan. Program ini juga membuka peluang kerja sama dengan lebih banyak mitra dari sektor swasta untuk mendukung keberlanjutan usaha para alumni. Dengan pendekatan menyeluruh berbasis teknologi dan empati, program ini diharapkan dapat menciptakan peluang ekonomi baru bagi perempuan yang seringkali terpinggirkan, sekaligus memutus mata rantai stigma sosial yang melekat pada mantan narapidana.