Krakatau Steel Diminta Perluas Kemitraan Regional Guna Memperkuat Industri Baja Nasional

markdown Industri pengolahan tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Pada kuartal I-2025, sektor ini menyumbang 19,25% dari total PDB, mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,55%. Di antara berbagai subsektor industri pengolahan, industri besi dan baja memegang peranan penting.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, ekspor komoditas besi dan baja Indonesia terus menunjukkan tren positif dalam lima tahun terakhir, dengan peningkatan mencapai 22,18%. Konsumsi baja nasional juga mengalami peningkatan yang signifikan, mencapai 18,3 juta ton pada tahun 2024, dan diproyeksikan terus meningkat hingga 47 juta ton pada tahun 2035. Pernyataan ini disampaikan dalam siaran pers Iron Steel Summit & Exhibition Indonesia 2025 (ISSEI 2025).

Melihat potensi yang besar ini, Airlangga mendorong PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), sebagai salah satu produsen baja terkemuka di Indonesia, untuk memperluas kerja sama regional di kawasan ASEAN, bahkan merambah pasar global. Dorongan ini bertujuan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam industri baja dunia dan meningkatkan daya saing produk baja nasional.

Dalam ISSEI 2025, telah dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman ASEAN Iron & Steel Council oleh para direktur dari enam negara anggota, yaitu Malaysia, Indonesia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Penandatanganan ini merupakan langkah penting dalam mempererat kerja sama di antara negara-negara ASEAN dalam mengembangkan industri baja yang kuat dan berkelanjutan.

Direktur Utama Krakatau Steel, Akbar Djohan, menegaskan komitmen perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja dan bertransformasi menjadi pemimpin industri baja dunia. Krakatau Steel meyakini bahwa material baja memiliki keunggulan yang signifikan dalam industri konstruksi. Selain kuat dan tahan lama, baja juga relatif terjangkau dan mempercepat proses pembangunan.

"Penggunaan material baja untuk konstruksi terbukti lebih cepat proses pembangunannya, lebih mudah perakitannya, lebih kokoh, relatif lebih murah, dan ramah lingkungan,” jelas Akbar Djohan.

Penggunaan baja dalam konstruksi menawarkan berbagai keuntungan, termasuk efisiensi waktu, kemudahan perakitan, kekuatan struktural, biaya yang kompetitif, dan keberlanjutan lingkungan. Dengan terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk, Krakatau Steel siap memainkan peran penting dalam mendukung pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.