Kontroversi Ayam Goreng Non-Halal di Solo: Sorotan Kuliner dan Kewaspadaan Wisatawan Muslim

Solo, kota yang kaya akan warisan budaya dan kuliner, baru-baru ini diwarnai kontroversi terkait salah satu hidangan ayam gorengnya yang ternyata tidak halal. Ayam Goreng Widuran, sebuah restoran legendaris yang telah beroperasi sejak tahun 1973, menjadi pusat perhatian setelah terungkap bahwa ayam goreng kremesnya diolah menggunakan minyak babi.

Kontroversi ini mencuat setelah banyak pelanggan muslim yang merasa tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai penggunaan bahan-bahan non-halal dalam proses pembuatan ayam goreng tersebut. Meskipun pihak restoran kini telah mencantumkan label 'Non Halal' di akun media sosial dan platform ulasan online mereka, kejadian ini tetap menjadi perbincangan hangat di kalangan wisatawan dan masyarakat setempat.

Kejadian ini memicu diskusi yang lebih luas mengenai pentingnya transparansi informasi terkait status kehalalan makanan, terutama di daerah-daerah yang memiliki keragaman kuliner yang tinggi. Seorang pengguna media sosial bahkan memberikan beberapa poin penting yang perlu diwaspadai oleh wisatawan muslim saat berburu kuliner di Solo, mengingat banyak hidangan non-halal yang menggunakan bahan-bahan yang lazimnya halal.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Saren Goreng: Hidangan yang terbuat dari darah hewan yang digoreng ini seringkali ditemukan di warung soto. Penting untuk menanyakan bahan dasar saren yang digunakan, karena umumnya terbuat dari darah ayam.
  • Angkringan: Beberapa angkringan di Solo menawarkan sate dan rica-rica yang terbuat dari daging babi. Pastikan untuk menanyakan bahan dasar sate dan rica-rica sebelum memesan.
  • Bakmi: Banyak warung bakmi di Solo yang menggunakan daging dan tulang babi, serta minyak babi dalam proses pembuatannya. Perhatikan perbedaan antara bakmi Jawa khas Jogja yang umumnya halal dan bakmi Solo yang mungkin mengandung bahan non-halal.
  • Masakan dengan Angciu: Penggunaan angciu (arak masak Tiongkok) umum ditemukan dalam masakan Chinese food di Solo. Tanyakan kepada pihak restoran mengenai penggunaan angciu dalam masakan mereka.

Sebagai tips tambahan, wisatawan muslim disarankan untuk lebih berhati-hati saat memilih tempat makan di daerah-daerah yang mayoritas penduduknya non-muslim. Memilih tempat makan di sekitar Mangkunegaran atau Solo ke arah selatan dinilai lebih aman karena umumnya menawarkan hidangan halal. Selain itu, beberapa warung makan halal bahkan memasang pengumuman yang melarang pelanggan membawa makanan non-halal untuk disantap di tempat mereka. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi para pelaku industri kuliner dan konsumen, khususnya wisatawan muslim, untuk lebih meningkatkan kesadaran dan transparansi terkait status kehalalan makanan.