Pedagang Popiah di Malaysia Berikan Respon Pedas Terhadap Kritikan Pelanggan

Di tengah persaingan bisnis kuliner yang semakin ketat, seorang penjual popiah di Melaka, Malaysia, baru-baru ini menjadi sorotan setelah menerima kritikan pedas dari pelanggan. Kritikan tersebut tidak hanya menyoroti harga jual popiah yang dianggap terlalu mahal, tetapi juga kualitas rasa yang dinilai menurun dibandingkan sebelumnya.

Komentar negatif tersebut bermula dari sebuah unggahan video di platform TikTok oleh seorang content creator dengan akun @foodiekom. Dalam video tersebut, sang kreator konten memberikan ulasan positif terhadap popiah yang dijual di gerai Bunga Raya Popiah. Namun, tanggapan netizen justru berbeda. Banyak dari mereka yang menyatakan bahwa rasa popiah tersebut sudah tidak seenak dulu dan harganya pun semakin mahal.

"Rasanya sudah tidak seperti dulu," tulis seorang netizen di kolom komentar. "Sekarang harganya terlalu mahal, rasanya juga tidak seenak dulu, jadi sudah tidak pernah beli lagi," timpal netizen lainnya.

Menanggapi kritikan tersebut, pemilik gerai popiah Bunga Raya Popiah pun angkat bicara. Melalui sebuah unggahan di akun Facebook miliknya, ia mengungkapkan kekesalannya terhadap komentar-komentar negatif yang ditujukan kepadanya. Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga popiah yang dijualnya bukan tanpa alasan. Menurutnya, harga bahan-bahan baku pembuatan popiah terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.

"Jelas harga naik, ini bukan tahun 1955. Ini tahun 2025 yang mana semua bahan-bahan mahal, Anda harus mengerti itu," tegasnya dalam unggahan tersebut.

Selain masalah harga, pemilik gerai popiah juga menanggapi kritikan terkait kualitas rasa popiahnya. Ia mengaku terbuka terhadap segala bentuk kritik yang membangun dan bersedia untuk melakukan perbaikan. Namun, ia sangat menyayangkan jika komentar-komentar yang diberikan oleh pelanggan hanya bersifat menghakimi tanpa memberikan masukan yang konstruktif.

"Saya terbuka dengan kritik yang membangun dan bersedia untuk memperbaiki diri, tetapi jika anda hanya bicara omong kosong, saya tidak menerimanya," ujarnya.

Dalam unggahannya tersebut, pemilik gerai popiah juga menceritakan kisah perjuangannya dalam meneruskan usaha popiah yang telah dirintis oleh ayahnya sejak lama. Ia mengaku telah berjuang keras untuk mempertahankan bisnisnya di tengah kondisi ekonomi yang sulit dan biaya operasional yang terus meningkat. Ia juga mengungkapkan bahwa ia telah mencoba berbagai cara untuk mempromosikan usahanya, termasuk melalui media sosial Facebook.

Unggahan tersebut pun mendapat beragam respons dari netizen. Di antara banyaknya kritik yang dilontarkan, banyak pula yang merasa tersentuh dengan perjuangan pemilik gerai popiah tersebut. Bahkan, beberapa pelanggan datang langsung ke gerainya untuk memberikan dukungan dengan membeli popiah dalam jumlah yang banyak.

"Saya tersentuh ketika pelanggan saya melihat unggahan saya di Facebook, mereka datang untuk mendukung saya bahkan sampai saya kehabisan stok," ungkapnya.

Popiah, yang merupakan sejenis lumpia dengan isian sayuran, daging, dan sosis, memang dikenal sebagai salah satu jajanan khas Tionghoa yang populer di Malaysia dan Singapura. Kisah perjuangan seorang pedagang popiah ini menjadi contoh bagaimana pelaku usaha kecil harus berjuang untuk mempertahankan bisnisnya di tengah persaingan yang semakin ketat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu.