Aksi Pelemparan Bus Persik Kediri: Desakan Proses Hukum dan Transparansi Pelaku
Insiden Pelemparan Bus Persik Kediri Memicu Tuntutan Proses Hukum Tegas
Insiden pelemparan batu yang menimpa bus tim Persik Kediri usai pertandingan melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan pada tanggal 11 Mei 2025 lalu, telah memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Pengamat sepak bola nasional, Akmal Marhali, dengan tegas menyatakan bahwa aksi tersebut tidak dapat dianggap sebagai pelanggaran ringan dan harus diproses secara hukum.
Menurut Akmal Marhali, tindakan anarkis tersebut telah melampaui batas etika dan memasuki ranah pidana. Ia mendesak agar pelaku tidak hanya dikenai sanksi internal melalui mekanisme "Football Family", tetapi juga diproses melalui jalur hukum positif yang berlaku di Indonesia.
Akmal Marhali menjelaskan bahwa pelaku pelemparan dapat dijerat dengan pasal berlapis, termasuk pasal 170 KUHP tentang perusakan dan anarkisme, serta pasal 205, 206, dan 335 KUHP tentang intimidasi. Ia menekankan pentingnya penegakan hukum yang tegas untuk memberikan efek jera dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang. Selain itu, klub juga harus mendapatkan sanksi berdasarkan kode disiplin PSSI. Semua pihak harus mendapatkan hukuman yang berat, karena hukuman dari Komdis apabila insiden terjadi berulang maka hukumannya harus lebih berat.
Pentingnya Transparansi dan Pengungkapan Identitas Pelaku
Lebih lanjut, Akmal Marhali menyoroti pentingnya transparansi dalam penanganan kasus ini. Ia mendesak agar pihak berwenang mengumumkan identitas pelaku secara terbuka kepada publik. Hal ini bertujuan untuk memberikan peringatan kepada semua pihak agar tidak melakukan tindakan serupa yang dapat mencoreng citra sepak bola Indonesia.
"Harus diumumkan dan dipublikasikan pelakunya agar memberi peringatan kepada siapa saja agar tidak mengulangi perbuatan tercela dan menodai fair play di sepak bola," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, bus yang membawa rombongan pemain, pelatih, dan ofisial Persik Kediri menjadi sasaran pelemparan batu oleh sekelompok oknum suporter saat hendak meninggalkan stadion. Akibat insiden tersebut, kaca bus bagian kiri pecah dan beberapa ofisial tim mengalami luka ringan, termasuk pelatih kepala Divaldo Alves yang terkena lemparan di bagian kepala.