Kebijakan ASN DKI Jakarta Dorong Lonjakan Penumpang KRL Jabodetabek
Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) menggunakan transportasi umum setiap hari Rabu, menunjukkan dampak signifikan terhadap peningkatan jumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek.
Kenaikan signifikan ini teramati jelas, terutama setelah aturan tersebut diberlakukan. Pada tanggal 30 April 2025, jumlah penumpang KRL Jabodetabek mencapai angka tertinggi, melampaui 1,1 juta orang dalam sehari. Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 6,41 persen dibandingkan dengan rata-rata hari kerja lainnya.
Lonjakan Penumpang dan Dampak Kebijakan
Adanya aturan ASN menggunakan transportasi umum ini, secara tidak langsung berkontribusi pada perubahan perilaku masyarakat dalam memilih moda transportasi. Penggunaan KRL sebagai alternatif transportasi semakin diminati, terutama oleh para pekerja yang sebelumnya menggunakan kendaraan pribadi.
Selain KRL Jabodetabek, layanan Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta (Basoetta) juga mengalami peningkatan jumlah penumpang. Pada hari Rabu, 30 April 2025, tercatat 7.445 penumpang, meningkat 7,26 persen dari rata-rata harian sebelumnya yang sekitar 6.941 orang.
Secara umum, volume penumpang KRL Jabodetabek menunjukkan tren positif selama April dan Mei 2025. Rata-rata volume pengguna pada hari kerja mencapai 1.038.957 orang pada April, dan 1.030.815 orang pada Mei. Angka ini memperkuat indikasi bahwa KRL semakin menjadi pilihan utama bagi masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari.
Integrasi Moda Transportasi dan Kemudahan Akses
Salah satu faktor pendukung peningkatan penggunaan KRL adalah integrasi dengan moda transportasi umum lainnya. KRL terhubung dengan Kereta Api Jarak Jauh, Lintas Rel Terpadu (LRT), Moda Raya Terpadu (MRT), dan Transjakarta, sehingga mempermudah akses mobilitas masyarakat.
Stasiun Cawang, sebagai salah satu stasiun integrasi, mencatat rata-rata 27.000 hingga 28.000 pengguna yang naik dan turun setiap hari. Sementara itu, Stasiun Sudirman mencatat rata-rata 39.000 pengguna yang naik dan 41.000 pengguna yang turun.
Peran Penting KRL dalam Mobilitas Masyarakat
Kondisi ini menunjukkan bahwa KRL memegang peranan penting dalam mendukung aktivitas masyarakat, termasuk para pekerja dari berbagai sektor. Dengan tarif yang terjangkau, yaitu Rp 3.000 untuk 25 km pertama dan tambahan Rp 1.000 untuk setiap 10 km berikutnya, KRL menawarkan alternatif transportasi yang ekonomis.
KAI Commuter berharap KRL dapat menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban. Dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat dibutuhkan untuk membangun ekosistem transportasi yang lebih baik di Indonesia.
Manfaat Transportasi Publik
Penggunaan transportasi publik memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah mengurangi kemacetan, mengurangi polusi udara, dan menghemat biaya transportasi. Selain itu, penggunaan transportasi publik juga dapat meningkatkan interaksi sosial antar masyarakat.
Dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan transportasi publik, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih baik dan berkualitas.