Tuberkulosis: Ancaman Global dan Tingginya Kasus di Indonesia
Tuberkulosis (TB) masih menjadi momok kesehatan global, dengan jutaan kasus baru setiap tahunnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan TB sebagai penyakit menular yang mematikan, terutama bagi mereka yang juga terinfeksi HIV. Data terbaru menunjukkan bahwa lebih dari satu juta orang meninggal dunia setiap tahunnya akibat penyakit ini.
Indonesia menempati peringkat kedua di dunia dalam hal jumlah kasus TB. Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), seorang Dokter Spesialis Paru, mengungkapkan kekhawatiran ini dalam sebuah siaran. Data WHO menunjukkan bahwa Indonesia menyumbang 10% dari total kasus TB di dunia, setelah India. Dengan jutaan kasus di Indonesia, penanganan TB menjadi prioritas utama.
Mengapa TB Sangat Mematikan?
TB disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru. Tanpa pengobatan yang tepat, TB dapat berakibat fatal. Tingkat kematian pada penderita TB yang tidak diobati bisa mencapai lebih dari 50%. Kematian akibat TB seringkali disebabkan oleh komplikasi serius, seperti:
- Kerusakan paru-paru yang meluas
- Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS)
- Empiema
- Amiloidosis sistemik
- Sindrom Horner
- Penyebaran milier
- Pneumothorax
Faktor Risiko Kematian Akibat TB
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko kematian akibat TB, antara lain:
- Usia (bayi, anak-anak, atau lansia)
- Penundaan pengobatan
- Penggunaan ventilator mekanik
- Penyebaran infeksi ke organ lain
- Imunosupresi (HIV atau penggunaan obat imunosupresan)
Resistensi obat juga menjadi masalah serius dalam penanganan TB. Ketika bakteri TB menjadi resisten terhadap obat-obatan, pengobatan menjadi lebih sulit dan risiko kematian meningkat. Penanganan TB resisten obat memerlukan pendekatan yang kompleks dan tepat agar efektif. Pengobatan yang tidak tepat dapat menyebabkan kematian.