Jejak Kurban dalam Peradaban Manusia: Dari Adam AS hingga Ibrahim AS

Ibadah kurban, sebuah ritual penting dalam agama Islam, memiliki akar sejarah yang panjang dan kaya. Lebih dari sekadar penyembelihan hewan, kurban mengandung makna mendalam tentang pengorbanan, ketakwaan, dan kepatuhan kepada perintah Tuhan. Praktik ini tidak hanya disyariatkan bagi umat Nabi Muhammad SAW, tetapi juga memiliki preseden dalam kisah-kisah para nabi terdahulu, termasuk Nabi Adam AS dan Nabi Ibrahim AS.

Kurban Pertama: Perselisihan dan Pengorbanan di Era Adam AS

Riwayat mencatat bahwa kurban pertama dalam sejarah manusia terjadi pada zaman Nabi Adam AS. Kisah ini melibatkan kedua putranya, Qabil dan Habil, yang berselisih mengenai pernikahan. Habil ingin menikahi saudara kembar Qabil yang rupawan, namun Qabil menolak. Dalam upaya menyelesaikan perselisihan ini, Nabi Adam AS memerintahkan kedua putranya untuk mempersembahkan kurban kepada Allah SWT.

Habil, yang memiliki banyak kambing, memilih seekor kambing gemuk sebagai kurbannya. Sementara itu, Qabil, seorang petani, mempersembahkan hasil taninya yang kurang baik. Allah SWT menerima kurban Habil, tetapi menolak kurban Qabil. Penolakan ini memicu kemarahan Qabil, yang kemudian mengancam akan membunuh Habil. Habil memperingatkan Qabil bahwa Allah SWT hanya menerima amal dari orang-orang yang bertakwa. Namun, Qabil tidak menghiraukan peringatan itu dan akhirnya membunuh Habil. Riwayat menyebutkan berbagai cara pembunuhan tersebut, mulai dari memukul dengan benda tumpul hingga mencekik dan menggigit seperti binatang buas. Peristiwa tragis ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya keikhlasan dan ketakwaan dalam beribadah.

Ujian Keimanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS

Kisah kurban yang paling dikenal dalam Islam adalah kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Nabi Ibrahim AS mendapat perintah melalui mimpi untuk menyembelih Ismail AS, putra yang sangat dicintainya. Mimpi ini, sebagaimana dijelaskan dalam hadits, merupakan wahyu dari Allah SWT. Nabi Ibrahim AS, dilanda kegundahan, menyampaikan mimpinya kepada Ismail AS. Dengan penuh kepatuhan dan keyakinan, Ismail AS meminta ayahnya untuk melaksanakan perintah Allah SWT.

Ketika Nabi Ibrahim AS hendak menyembelih Ismail AS, Allah SWT menggantikan Ismail AS dengan seekor domba besar. Peristiwa ini menjadi simbol pengorbanan tertinggi dan kepatuhan mutlak kepada perintah Allah SWT. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur'an, surah As Saffat ayat 102-111, yang menggambarkan dialog antara Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS serta pengorbanan yang luar biasa tersebut. Kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS menjadi dasar pensyariatan ibadah kurban bagi umat Islam hingga saat ini.

Ibadah kurban bukan sekadar ritual penyembelihan hewan, melainkan sebuah simbol pengorbanan diri, ketakwaan, dan kepatuhan kepada Allah SWT. Melalui kurban, umat Islam diingatkan untuk selalu mengutamakan perintah Allah SWT di atas segala kepentingan duniawi dan untuk senantiasa berbagi rezeki dengan sesama, terutama mereka yang membutuhkan.