Arthur Irawan Prihatin atas Sanksi Berat Yuran Fernandes

Mantan pemain Persik Kediri, Arthur Irawan, mengungkapkan keprihatinannya atas sanksi berat yang dijatuhkan kepada pemain PSM Makassar, Yuran Fernandes, oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI. Yuran dihukum larangan bermain selama 12 bulan dan denda Rp 25 juta akibat kritiknya terhadap Liga 1.

Arthur Irawan menyatakan kesedihannya melihat rekan sesama pemain sepak bola tidak dapat beraksi di lapangan hijau selama setahun penuh. Ia mengaku memiliki hubungan baik dengan Yuran, sering bertemu di lapangan saat PSM Makassar berhadapan dengan Persik Kediri. Arthur menilai Yuran sebagai pemain yang berkualitas dan penting bagi timnya.

"Pastinya sangat sedih melihat kolega tidak bisa main bola selama satu tahun, pasti susah buat dia. Hubungan saya dengan dia baik. Kita sering bertemu di lapangan PSM versus Persik. Dia pemain bagus dan berkualitas," kata Arthur.

Meski demikian, Arthur Irawan menyerahkan sepenuhnya keputusan akhir kepada PSSI dan PT LIB, sambil menegaskan dukungan Persik Kediri kepada kedua lembaga tersebut.

Sanksi yang diterima Yuran Fernandes merupakan buntut dari kritiknya terhadap sepak bola Indonesia setelah pertandingan PSM Makassar melawan PSS Sleman. Dalam unggahannya di media sosial, Yuran menyebut sepak bola Indonesia sebagai "candaan" dan menyoroti masalah korupsi. Unggahan tersebut memicu reaksi keras dari berbagai pihak, hingga akhirnya Komdis PSSI menjatuhkan sanksi berat.

Arthur Irawan memahami bahwa setiap pemain memiliki pandangan masing-masing terhadap sepak bola Indonesia, namun ia menilai pernyataan Yuran Fernandes mungkin terlalu keras sehingga memicu kekecewaan PSSI dan PT LIB.

"Mungkin itu yang membuat PSSI dan PT LIB kecewa. Semua pasti punya opini masing-masing," ujar Arthur.

Ia menambahkan bahwa dirinya menikmati jalannya liga musim ini, yang dinilai berjalan dengan baik dan teratur sejak Erick Thohir menjabat sebagai Ketua Umum PSSI. Arthur memilih untuk tidak berkomentar lebih jauh mengenai hukuman yang dijatuhkan kepada Yuran, dan menyerahkan sepenuhnya kepada PSSI dan PT LIB.

"Saya sendiri menikmati liga musim ini karena berjalan dengan baik, bagus, teratur sejak Erick Thohir jadi ketua umum PSSI. Semoga ke depannya lebih baik lagi. Saya enggak ada hak menilai soal hukuman itu. Saya kembalikan lagi ke PSSI dan PT LIB," tambahnya.

Sebagai pemilik Persik Kediri, Arthur Irawan mengaku selalu mengingatkan para pemain dan ofisial timnya untuk tidak terlalu vokal dalam mengomentari hal-hal di luar lapangan, dan lebih fokus pada peningkatan diri serta memberikan yang terbaik bagi tim. Namun, ia juga menyadari bahwa manusia tidak sempurna dan bisa melakukan kesalahan. Arthur berharap Yuran Fernandes dapat dimaafkan atas tindakannya.

"Saya selalu ngomong ke pemain Persik dan ofisial bahwa soal hal-hal seperti itu, kita tidak perlu vokal, lebih baik fokus pada diri sendiri dan kerja maksimal mungkin. Tapi manusia enggak sempurna pasti ada khilafnya. Semoga Yuran bisa dimaafkan," pungkas Arthur.