Ketimpangan Emisi: Aktivitas Individu Kaya Picu Krisis Iklim Global

Studi terbaru mengungkapkan fakta mengejutkan terkait perubahan iklim. Aktivitas dan gaya hidup 10 persen individu terkaya di dunia menjadi penyebab utama, menyumbang dua pertiga emisi global sejak tahun 1990. Penelitian ini, yang dipublikasikan di jurnal Nature Climate Change, mengaitkan secara kuantitatif antara akumulasi kekayaan pribadi dengan meningkatnya kejadian iklim ekstrem di berbagai belahan dunia.

Penelitian ini menggunakan kombinasi data ekonomi dan simulasi iklim untuk menunjukkan bagaimana emisi yang dihasilkan oleh kelompok berpenghasilan tertinggi berkontribusi signifikan terhadap frekuensi dan intensitas bencana iklim. Gelombang panas, banjir, dan kekeringan menjadi semakin sering terjadi dan parah akibat jejak karbon yang dihasilkan oleh kelompok ini.

Sarah Schoengart, seorang ilmuwan dari ETH Zurich, menekankan pentingnya akuntabilitas iklim. Studi ini menjadi titik balik dari sekadar menghitung karbon menuju penentuan siapa yang bertanggung jawab atas dampak iklim yang terjadi. Jejak karbon individu kaya bukan hanya berasal dari pola konsumsi, tetapi juga dari investasi mereka di sektor-sektor yang intensif karbon.

Carl-Friedrich Schleussner dari International Institute for Applied Systems Analysis, menekankan bahwa upaya mitigasi perubahan iklim akan kurang efektif jika tidak menyasar kelompok masyarakat terkaya yang memiliki kontribusi emisi terbesar. Kebijakan seperti pajak progresif atas kekayaan dan investasi berbasis karbon dinilai lebih adil dan efektif dibandingkan pajak karbon biasa yang berpotensi membebani masyarakat berpenghasilan rendah.

Beberapa negara telah mendorong penerapan pajak terhadap kelompok super kaya dan korporasi besar, namun implementasinya masih berjalan lambat. Brasil, sebagai tuan rumah G20 tahun lalu, mengusulkan pajak sebesar dua persen atas kekayaan bersih individu dengan aset di atas 1 miliar dolar AS. Namun, hingga kini belum ada tindakan konkret yang diambil.

Pada tahun 2021, hampir 140 negara sepakat untuk menerapkan pajak perusahaan global minimum sebesar 15 persen. Sayangnya, pembicaraan mengenai hal ini terhenti di tengah jalan.

Menurut data Forbes, hampir sepertiga miliarder dunia berasal dari Amerika Serikat. Sementara itu, data dari Oxfam menunjukkan bahwa 1 persen orang terkaya telah mengumpulkan kekayaan baru senilai 42 triliun dolar AS selama 10 tahun terakhir. Jumlah ini lebih besar dari gabungan kekayaan 95 persen orang termiskin di dunia.

Penelitian ini menyoroti ketidakadilan dalam kontribusi terhadap perubahan iklim dan mendesak tindakan yang lebih tegas untuk meminta pertanggungjawaban dari mereka yang paling bertanggung jawab.