Jakarta Selatan digegerkan dengan kasus penganiayaan tragis yang merenggut nyawa seorang balita perempuan berusia dua tahun. Peristiwa memilukan ini terjadi di kolong flyover Blok M, sebuah lokasi yang ironisnya menjadi tempat tinggal sementara bagi pelaku.

Kolong flyover tersebut, yang seharusnya steril dari aktivitas permukiman, menjadi saksi bisu kekerasan yang dilakukan oleh ibu kandung korban, yang diketahui berinisial N, dan kekasihnya, E. Area di bawah jalan layang itu, yang seharusnya menjadi ruang publik, justru dipenuhi sampah, semak belukar, dan barang-barang pribadi yang mengindikasikan aktivitas hunian ilegal.

Menurut pantauan di lokasi, akses menuju kolong flyover tersebut terbilang tersembunyi. Sebuah celah di sudut area, dengan tembok setinggi satu meter tanpa pengamanan yang memadai, menjadi jalur keluar masuk bagi kedua pelaku. Kondisi ini membuat aktivitas di dalam kolong flyover sulit terpantau dari jalan raya.

Kasus ini terungkap ketika korban dibawa ke puskesmas di Kebayoran Baru dalam kondisi yang memprihatinkan. Petugas medis yang memeriksa menemukan luka lebam di sekujur tubuh korban, tangan terkilir, dan yang paling tragis, balita tersebut sudah tidak bernyawa. Temuan ini segera dilaporkan ke pihak kepolisian.

"Yang pertama memang dalam kondisi luka-luka, luka lebam, kemudian juga ada tangan terkilir. Dan juga dilihat bahwa anak tersebut sudah tidak bernyawa. Nah, dengan adanya kondisi seperti itu, dari pihak puskesmas melaporlah ke pihak kepolisian," kata Kompol Murodih, Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan. Polisi yang merespons laporan tersebut segera mendatangi lokasi kejadian dan mengamankan N dan E untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Saat ini, kedua pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif di Polres Metro Jakarta Selatan untuk mengungkap motif dan kronologi lengkap penganiayaan yang menyebabkan hilangnya nyawa balita tak berdosa tersebut. Kasus ini menjadi sorotan publik dan memicu keprihatinan mendalam tentang perlindungan anak dan kondisi sosial di perkotaan.