Majalengka Terima Bantuan Ribuan Burung Hantu dari Prabowo Subianto untuk Kendalikan Hama Tikus
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, menerima bantuan sebanyak 1.000 ekor burung hantu secara bertahap dari Presiden RI Prabowo Subianto. Bantuan ini ditujukan untuk membantu para petani dalam mengendalikan populasi hama tikus secara alami di lahan pertanian mereka.
Program ini diinisiasi sebagai solusi biologis yang ramah lingkungan untuk mengatasi masalah hama tikus yang seringkali merugikan petani. Selain itu, inisiatif ini juga mendukung upaya konservasi burung hantu sebagai predator alami yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pertanian. Pelepasan burung hantu dilakukan di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jatitujuh, Majalengka.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Yudi Sastro, menyatakan bahwa pemanfaatan burung hantu sebagai pengendali hama tikus telah terbukti efektif. Seekor burung hantu mampu memangsa hingga sepuluh ekor tikus per hari, sehingga populasi hama tikus dapat ditekan secara signifikan.
"Burung hantu tidak makan banyak, namun sangat efektif dalam memangsa tikus. Jika populasi burung hantu terjaga dengan baik, masalah hama tikus dapat teratasi secara alami dan berkelanjutan," ujar Yudi Sastro.
Kementerian Pertanian juga menekankan pentingnya perlindungan terhadap burung hantu dari gangguan manusia. Pemerintah daerah telah mengeluarkan peraturan yang memberikan sanksi berupa denda sebesar Rp1 juta bagi siapa pun yang mengganggu atau merusak habitat burung hantu. Hal ini bertujuan untuk memastikan kelangsungan hidup burung hantu dan efektivitasnya dalam mengendalikan hama tikus.
Yudi Sastro berharap bahwa program pengendalian hama tikus menggunakan burung hantu ini dapat menjadi model percontohan bagi daerah lain di Indonesia. Keberhasilan program ini di Majalengka diharapkan dapat mendorong daerah lain untuk mengadopsi pendekatan yang sama dalam mengatasi masalah hama tikus di lahan pertanian mereka.
Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Petani Mandiri, Kurdi Saputra, melaporkan bahwa sebanyak 200 ekor burung hantu telah dilepas di area persawahan. Burung hantu tersebut berasal dari berbagai daerah, termasuk Subang (20 ekor) dan Sukoharjo (38 ekor). Sisanya akan dilepaskan secara bertahap.
"Kami telah menyiapkan 75 sangkar khusus untuk menampung burung hantu di area persawahan. Hal ini dilakukan untuk memberikan tempat berlindung dan mempermudah adaptasi burung hantu di lingkungan yang baru," jelas Kurdi Saputra.
Gapoktan Petani Mandiri juga menerima bantuan dana sebesar Rp 200 juta dari Presiden Prabowo Subianto. Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung program pengendalian hama tikus menggunakan burung hantu, termasuk pengadaan sangkar, pakan, dan kegiatan pemantauan.
"Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Presiden atas bantuan yang diberikan. Kami berharap program ini dapat meningkatkan hasil panen kami di masa depan," ujar Kurdi Saputra.
Kelompok tani setempat terus memantau perkembangan burung hantu yang telah dilepaskan. Pemantauan dilakukan untuk memastikan bahwa burung hantu dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan yang baru dan tidak terganggu oleh faktor eksternal. Keberhasilan program ini membutuhkan kerjasama dan partisipasi aktif dari seluruh anggota kelompok tani.