Investigasi Mendalam Kerusuhan di Lapas Narkotika Muara Beliti: Ditjenpas Sumsel Pastikan Tidak Ada Narapidana Melarikan Diri
Pascakerusuhan yang mengguncang Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Muara Beliti, Musi Rawas, Sumatera Selatan, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Sumatera Selatan bergerak cepat melakukan serangkaian investigasi. Tim khusus diterjunkan untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) secara komprehensif guna mengungkap penyebab utama insiden tersebut. Prioritas utama adalah memastikan keamanan dan ketertiban di dalam lapas serta mencegah terjadinya kejadian serupa di masa mendatang.
Kejadian yang berlangsung pada Kamis (8/5/2025) itu sempat menimbulkan kepanikan, namun berkat kesigapan petugas, situasi berhasil diredam dalam waktu sekitar satu setengah jam. Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Ditjenpas Sumsel, Erwedi Supriyatno, menegaskan bahwa saat ini kondisi lapas telah kembali kondusif. Meskipun demikian, petugas lapas bersama aparat kepolisian tetap disiagakan di lokasi untuk menjaga keamanan dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami masih melakukan olah TKP dan pendalaman atas kejadian kerusuhan di lapas," ujar Erwedi. Proses investigasi ini melibatkan pengumpulan bukti-bukti fisik, pemeriksaan saksi-saksi, serta analisis rekaman kamera pengawas (CCTV). Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan utuh mengenai kronologi kejadian, faktor-faktor pemicu, serta pihak-pihak yang terlibat.
Lebih lanjut, Erwedi memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam kerusuhan tersebut. Kabar baiknya, seluruh warga binaan pemasyarakatan (WBP) berada dalam kondisi aman dan tidak ada yang berhasil melarikan diri. Hal ini menjadi prioritas utama dalam penanganan pascakerusuhan, mengingat potensi risiko keamanan yang dapat timbul jika ada narapidana yang kabur.
Meskipun demikian, pihak Ditjenpas Sumsel belum dapat memastikan jumlah WBP yang terlibat dalam kerusuhan tersebut. Proses identifikasi masih terus dilakukan dengan teliti. Erwedi menekankan bahwa kerusuhan tidak mungkin terjadi secara spontanitas. Oleh karena itu, investigasi difokuskan untuk mengungkap motif dan perencanaan di balik insiden tersebut.
Lapas Narkotika Muara Beliti saat ini dihuni oleh 1.084 WBP. Pengamanan lapas dilakukan oleh 86 petugas, ditambah petugas jaga di setiap blok yang berjumlah 10 orang. Jumlah petugas ini dinilai cukup memadai untuk menjaga keamanan dan ketertiban di dalam lapas. Namun, evaluasi terhadap sistem pengamanan tetap dilakukan untuk mengidentifikasi potensi celah yang perlu diperbaiki.
Ditjenpas Sumsel berkomitmen untuk menindak tegas pihak-pihak yang terbukti terlibat dalam kerusuhan tersebut, sesuai dengan hukum yang berlaku. Selain itu, langkah-langkah preventif juga akan ditingkatkan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang. Hal ini meliputi peningkatan pembinaan terhadap WBP, perbaikan sarana dan prasarana lapas, serta peningkatan koordinasi dengan aparat penegak hukum lainnya.
Berikut beberapa poin yang menjadi fokus dalam investigasi:
- Penyebab utama kerusuhan
- Identifikasi pihak-pihak yang terlibat
- Evaluasi sistem pengamanan lapas
- Peningkatan pembinaan WBP
- Perbaikan sarana dan prasarana
Ditjenpas Sumsel berharap, dengan investigasi yang mendalam dan komprehensif, dapat mengungkap fakta-fakta yang sebenarnya serta mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban di Lapas Narkotika Muara Beliti.