Eskalasi Konflik: Israel Intensifkan Serangan Udara di Lebanon Selatan

Ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon kembali memanas setelah militer Israel melancarkan serangkaian serangan udara yang signifikan ke wilayah Lebanon selatan pada hari Kamis (8/5). Aksi ini diklaim sebagai respons terhadap aktivitas kelompok Hizbullah, yang menurut Tel Aviv, didukung oleh Iran dan memiliki basis di wilayah tersebut. Serangan ini menjadi salah satu yang terbesar sejak gencatan senjata tahun lalu mengakhiri konfrontasi sengit antara Israel dan Hizbullah.

Militer Israel menyatakan bahwa serangan udara tersebut menargetkan infrastruktur Hizbullah di Lebanon selatan. Meskipun belum ada pernyataan resmi dari Hizbullah mengenai klaim ini, sebelumnya kelompok tersebut menyatakan telah menarik semua anggotanya dari wilayah tersebut sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa serangan tersebut menyebabkan setidaknya satu korban jiwa dan delapan orang luka-luka. Saksi mata melaporkan adanya kepulan asap tebal dari lokasi yang terkena serangan, khususnya di area Nabatieh, yang terletak sekitar 12 kilometer dari perbatasan Lebanon-Israel.

Israel telah melakukan serangkaian serangan udara periodik di Lebanon selatan sejak gencatan senjata disepakati, bahkan beberapa kali menyerang wilayah pinggiran selatan Beirut yang dikuasai Hizbullah. Gencatan senjata tersebut mengharuskan Hizbullah dan kelompok bersenjata lainnya untuk tidak memiliki senjata di dekat perbatasan selatan Sungai Litani, dan Israel juga harus menarik pasukannya dari wilayah Lebanon selatan, dengan militer Lebanon dikerahkan untuk menjaga keamanan.

Meskipun demikian, kedua belah pihak saling menuduh atas pelanggaran kesepakatan gencatan senjata. Israel masih mempertahankan pasukannya di beberapa titik di perbukitan selatan Lebanon. Selain itu, serangan roket dari Lebanon ke Israel telah terjadi dua kali sejak gencatan senjata, meskipun Hizbullah membantah terlibat dalam insiden tersebut.

Situasi ini meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik lebih lanjut antara Israel dan Hizbullah, yang dapat berdampak signifikan pada stabilitas regional. Upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan dan menegakkan kesepakatan gencatan senjata menjadi sangat penting untuk mencegah konflik yang lebih besar.