Ekin Cheng Tegaskan Penolakan Reuni di Film 'Young and Dangerous' Meski Iming-Iming Bayaran Fantastis
Dua puluh lima tahun berlalu sejak seri terakhir film Young and Dangerous menghiasi layar lebar. Sebuah tawaran reuni, yang melibatkan Ekin Cheng, pemeran utama yang ikonik, sempat mencuat. Namun, di usia 57 tahun, mampukah ia kembali menghidupkan karakter gangster tanpa cela yang dulu membesarkan namanya?
Sandy Lamb, manajer Ekin Cheng, mengungkapkan bahwa sejumlah rumah produksi film di Tiongkok telah lama выразить ketertarikan untuk menghidupkan kembali film tersebut. Bahkan, salah satu studio mendekati sutradara kawakan Hong Kong, Wilson Chin, dengan harapan Ekin Cheng bersedia bergabung.
"Tidak ada syarat khusus dari pihak Ekin. Bahkan perubahan naskah pun tidak diperlukan. Apapun yang ditawarkan, dia sepertinya enggan menerima tawaran itu," ungkap Manfred Wong, penulis naskah film tersebut. Pihak studio bahkan menawarkan bayaran sebesar 1,17 juta dolar Singapura (sekitar Rp 14,8 miliar), namun sang aktor tetap bergeming.
Menyadari bahwa Young and Dangerous terasa kurang lengkap tanpa kehadiran Ekin Cheng, studio film tersebut memberikan penawaran menarik. Aktor itu hanya perlu syuting di satu lokasi saja, yaitu di sebuah bar, sehingga waktu syutingnya juga sangat singkat, hanya satu hari. Akan tetapi, aktor bertinggi badan 178 cm itu tetap menolak tawaran tersebut.
Tidak berhenti di situ, mereka mencoba pendekatan lain dengan melibatkan legenda bulu tangkis, Lin Dan. Upaya ini dilakukan karena Ekin Cheng sangat menggemari olahraga bulu tangkis. Lin Dan bahkan dijanjikan satu adegan bersamanya, namun lagi-lagi, Ekin Cheng menolak.
Penolakan Ekin Cheng ini tampaknya didasari oleh keinginannya untuk menjaga kenangan indah para penggemar terhadap penampilannya di film Young and Dangerous. Di awal kariernya, banyak yang meragukan kemampuan aktingnya. Namun, ia berhasil membungkam keraguan tersebut dengan penampilannya yang memukau di film tersebut.
Film Young and Dangerous menjadi fenomena pada masanya, menggambarkan era ketika Triad berkuasa dan meresahkan masyarakat. Film ini terasa sangat relevan, tidak hanya di Tiongkok, tetapi juga di negara lain, termasuk Indonesia. Kesuksesan film ini mendorong produser Wong Jing dan Manfred Wong untuk memperpanjangnya menjadi enam film.
Film Young and Dangerous bukan hanya sekadar tontonan hiburan, tetapi juga cerminan dari realitas sosial pada masanya. Film ini telah meninggalkan jejak yang mendalam di hati para penggemarnya dan terus dikenang hingga saat ini.