Kebuntuan Pemilihan Paus: Asap Hitam Kembali Muncul di Vatikan

Vatikan kembali menjadi pusat perhatian dunia ketika asap hitam sekali lagi membubung dari cerobong Kapel Sistina, Kamis (8/5/2025). Sinyal ini mengindikasikan bahwa konklaf, pertemuan para kardinal untuk memilih pengganti Paus Fransiskus, belum menghasilkan keputusan. Ribuan umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, menantikan kabar baik, harus menunda harapan mereka.

Penantian panjang ini merupakan kelanjutan dari hari pertama konklaf, Rabu (7/5/2025), di mana asap hitam serupa juga terlihat. Setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025, 133 kardinal elektor berkumpul dalam pertemuan tertutup untuk memilih pemimpin baru bagi Gereja Katolik sedunia.

Kemunculan asap hitam adalah bagian dari tradisi Gereja Katolik yang telah berlangsung selama berabad-abad. Asap ini menjadi tanda visual bagi dunia bahwa para kardinal belum mencapai konsensus dalam memilih paus. Sebaliknya, asap putih akan menjadi pertanda terpilihnya seorang paus baru.

Menurut Vatican News, kemunculan asap putih akan diikuti dengan pengumuman resmi dari balkon Basilika Santo Petrus. Kardinal Protodiakon akan menyampaikan kalimat sakral dalam bahasa Latin, "Habemus Papam," yang berarti "Kita memiliki Paus." Setelah itu, paus terpilih akan memperkenalkan diri kepada dunia dan mengumumkan nama kepausan yang baru.

Proses konklaf sendiri berlangsung dengan ketat dan terstruktur. Para kardinal melakukan pemungutan suara dua kali sehari, pada pagi dan sore hari. Surat suara yang tidak menghasilkan keputusan akan dibakar dalam tungku khusus. Proses pembakaran ini menggunakan campuran bahan kimia untuk memastikan warna asap yang jelas dan mudah dikenali.

  • Asap Hitam: Dihasilkan dari campuran kalium perklorat, antrasena, dan belerang.
  • Asap Putih: Berasal dari pembakaran surat suara dengan campuran kalium klorat, laktosa, dan resin kloroform.

Tradisi pembakaran surat suara ini memiliki akar sejarah yang panjang, dimulai pada abad ke-15. Awalnya, sistem ini bertujuan untuk mencegah kecurangan dalam pemilihan paus. Seiring waktu, tradisi ini disempurnakan secara teknis agar publik dapat mengetahui hasil konklaf secara langsung.

Saat ini, sekitar 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia menantikan dengan cemas kemunculan asap putih dari Kapel Sistina. Asap putih akan menjadi tanda bahwa Gereja Katolik telah memiliki pemimpin tertinggi yang baru, seseorang yang akan membimbing mereka dalam iman dan spiritualitas.