Siklon Picu Cuaca Ekstrem di Yogyakarta, Status Siaga Darurat Tak Diperpanjang

Yogyakarta dilanda cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang dalam beberapa hari terakhir, terutama pada sore hari. Fenomena ini memicu pertanyaan mengenai penyebabnya, mengingat wilayah lain di Indonesia mulai memasuki musim kemarau.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjelaskan bahwa kondisi cuaca tersebut dipengaruhi oleh adanya aktivitas siklon. Dampak dari siklon ini menyebabkan peningkatan intensitas hujan dan kecepatan angin di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

BPBD DIY telah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk membahas kelanjutan status siaga darurat bencana hidrometeorologi. Hasil dari pertemuan tersebut memutuskan untuk tidak memperpanjang status siaga darurat, dengan pertimbangan perkiraan BMKG yang menunjukkan bahwa wilayah DIY akan memasuki musim kemarau pada bulan Mei.

"Kami sudah rapat dan menyimpulkan seluruh stakeholder untuk tidak perpanjangan siaga darurat tetapi meningkatkan kesiapsiagaan," ujar Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad.

BMKG memperkirakan cuaca ekstrem ini akan berlangsung hingga 10 Mei 2025. Meskipun status siaga darurat di tingkat provinsi tidak diperpanjang, beberapa kabupaten masih memberlakukan status tanggap darurat. Kabupaten Kulon Progo memperpanjang status tanggap darurat untuk mempercepat penanganan dan perbaikan kerusakan infrastruktur akibat banjir yang terjadi pada 28 Maret lalu. Sementara itu, Kabupaten Sleman memperpanjang status tanggap darurat hingga 30 Mei menyusul kejadian pohon tumbang akibat angin kencang.

Noviar Rahmad menambahkan bahwa musim kemarau tahun 2025 ini diprediksi berbeda dengan tahun sebelumnya. Potensi hujan masih akan ada di tengah musim kemarau, sehingga masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

Berikut adalah beberapa langkah kesiapsiagaan yang dapat dilakukan masyarakat:

  • Memantau informasi cuaca terkini dari BMKG.
  • Membersihkan saluran air agar tidak tersumbat.
  • Memangkas ranting pohon yang berpotensi tumbang.
  • Menyiapkan tas siaga bencana yang berisi perlengkapan penting seperti makanan, minuman, obat-obatan, dan dokumen penting.
  • Mengetahui jalur evakuasi dan tempat pengungsian terdekat.

Dengan meningkatkan kesiapsiagaan, diharapkan masyarakat dapat mengurangi risiko dan dampak buruk akibat bencana hidrometeorologi.