Gelombang Protes Mahasiswa UKSW Mereda Usai Senat Universitas Ambil Sikap

Aksi demonstrasi mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga yang sempat memanas, kini menemui titik terang setelah Senat Universitas mengambil sikap tegas. Pada hari Kamis, 8 Mei 2025, ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas berkumpul di depan Gedung G UKSW, tempat berlangsungnya Rapat Senat Universitas.

Jumlah peserta aksi kali ini meningkat signifikan dibandingkan aksi sebelumnya, melibatkan mahasiswa dari enam fakultas, yaitu Fakultas Hukum, Teologi, Teknologi Informasi, Psikologi, Inter Disiplin, serta Fakultas Bahasa dan Sastra. Mereka menuntut perbaikan tata kelola universitas dan mengecam kepemimpinan Rektor UKSW, Prof. Intyas Utami. Suara-suara ketidakpuasan mahasiswa dan dosen bergema melalui orasi-orasi yang disampaikan secara bergantian.

Rapat Senat Universitas akhirnya menghasilkan dua keputusan penting sebagai respons terhadap tuntutan mahasiswa. Ketua Senat Universitas UKSW, Prof. Apriani Dorkas Rambu Atahau, mengumumkan bahwa Senat mendesak Pembina Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW) untuk segera menginisiasi dan memediasi dialog terbuka. Dialog ini diharapkan melibatkan seluruh elemen kampus, termasuk pengurus YPTKSW, pimpinan senat, rektorat, perwakilan fakultas, lembaga kemahasiswaan, serta tenaga kependidikan (tendik). Dialog tersebut paling lambat dilaksanakan pada hari Jumat, 16 Mei 2025, dengan semangat kasih demi kemajuan UKSW.

Selain itu, Senat juga mendesak rektor dan wakil rektor untuk melakukan perbaikan tata kelola kampus sesuai dengan Statuta 2016. Hal ini mencakup berbagai aspek, seperti penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Institusi (RAPBI), proses admisi mahasiswa baru, investasi fisik, pelayanan kepada mahasiswa, pengembangan karier, serta pemenuhan kesejahteraan dosen dan tenaga kependidikan. Senat menekankan bahwa setiap peraturan dan kebijakan yang dibuat harus mendapatkan pertimbangan dari Senat Universitas.

Ketua Senat Mahasiswa Universitas (SMU) UKSW, Tri Aprivander Waruwu, menyambut baik keputusan Senat Universitas. Ia menyatakan dukungan penuh terhadap langkah-langkah yang diambil Senat untuk mengakomodasi aspirasi mahasiswa. Tri juga menekankan pentingnya partisipasi aktif seluruh mahasiswa dalam dialog yang akan dilaksanakan. Ia berharap Rektor UKSW membuka ruang dialog seluas-luasnya, mengevaluasi tata kelola universitas secara menyeluruh, dan memenuhi hak-hak mahasiswa.

Sebelumnya, gelombang demonstrasi di UKSW telah dimulai sejak Jumat, 2 Mei 2025, dengan aksi mahasiswa dan dosen Fakultas Hukum (FH) UKSW yang melakukan longmarch menuju kantor Rektorat Kampus Kartini. Koordinator aksi, Rezky Passiuola, mengungkapkan bahwa aksi tersebut merupakan respons atas kebijakan rektorat yang dianggap sewenang-wenang, terutama terkait dengan pergantian dekan dan jajaran FH. Aksi serupa juga terjadi pada Senin, 5 Mei 2025, yang melibatkan mahasiswa, dosen, dan alumni dari FH, FTI, dan Fakultas Teologi yang menuntut pencabutan SK Rektor tentang pencopotan dekan serta pemenuhan fasilitas perkuliahan.

Dengan adanya keputusan dari Senat Universitas dan rencana dialog terbuka, diharapkan situasi di UKSW dapat kembali kondusif dan seluruh pihak dapat bekerja sama untuk memajukan universitas.