Penantian Panjang Berakhir: Pesanan Kambing Terkirim Setelah Viral di Media Sosial

Penantian Panjang Berakhir: Pesanan Kambing Terkirim Setelah Viral di Media Sosial

Era digital menawarkan kemudahan memesan makanan secara daring. Kemudahan ini memungkinkan konsumen untuk menerima pesanan dalam hitungan menit atau jam. Namun, pengalaman berbeda dialami oleh seorang konsumen di Malaysia yang harus menunggu selama tujuh bulan untuk menerima pesanannya.

Kisah ini bermula ketika seorang wanita memesan hidangan kambing perap dari sebuah restoran terkenal di Malaysia pada Oktober 2024. Hidangan tersebut, yang dibanderol dengan harga sekitar Rp 853.530, tak kunjung tiba. Merasa kecewa, konsumen tersebut berupaya meminta pengembalian dana, namun permintaannya tidak diindahkan oleh pihak restoran. Kekesalannya memuncak mengingat reputasi restoran tersebut yang cukup dikenal.

"Sebagai organisasi yang terkenal, saya tidak akan tinggal diam jika uang saya tidak dikembalikan. Saya sudah menunggu sejak sebelum Ramadan hingga akhir Syawal," tulisnya dalam sebuah unggahan di media sosial.

Unggahan tersebut kemudian menjadi viral dan menarik perhatian pemilik restoran. Tak lama setelah viral, seorang karyawan restoran menghubungi konsumen tersebut melalui WhatsApp. Karyawan tersebut menyampaikan permintaan maaf atas keterlambatan pengiriman pesanan yang dialami konsumen.

Setelah penantian selama tujuh bulan, pesanan kambing perap akhirnya dikirimkan ke alamat konsumen. Ia mengungkapkan bahwa karyawan restoran menghubunginya secara pribadi dan menyampaikan permintaan maaf atas nama restoran atas keterlambatan tersebut.

Kendati masalah ini telah diselesaikan, banyak warganet yang menyayangkan kelalaian pihak restoran yang membiarkan pesanan pelanggan terbengkalai selama kurun waktu yang lama.

  • "Terima kasih atas responsnya, tetapi saya masih tidak habis pikir bagaimana pesanan bisa tertunda selama tujuh bulan," komentar seorang warganet.
  • "Restoran perlu meningkatkan sistem mereka agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Harus viral dulu baru ditangani," timpal warganet lainnya.

Kasus ini menjadi sorotan dan memicu perdebatan tentang pentingnya manajemen pesanan yang efektif dan responsif terhadap keluhan pelanggan. Kejadian ini juga menjadi pelajaran bagi pelaku bisnis kuliner untuk meningkatkan kualitas layanan dan menjaga kepercayaan konsumen.