Perum Bulog Tingkatkan Kapasitas Penyimpanan Beras dengan Sewa Gudang Eksternal

Perum Bulog mengambil langkah strategis untuk mengelola surplus stok beras nasional dengan menyewa fasilitas penyimpanan tambahan dari berbagai sumber. Langkah ini diambil seiring dengan penugasan pemerintah kepada Bulog untuk menyerap hasil panen petani hingga 3 juta ton setara beras.

Saat ini, cadangan beras pemerintah telah mencapai angka signifikan, yaitu 3,5 juta ton per 4 Mei 2025. Dari jumlah tersebut, Bulog telah berhasil menyerap sekitar 1,8 juta ton setara beras hingga tanggal yang sama. Lonjakan stok ini mendorong perusahaan untuk mencari solusi penyimpanan yang efektif dan efisien.

Sekretaris Perusahaan Bulog, Arwakhudin Widiarso, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengamankan kapasitas gudang tambahan sebesar 1,1 juta ton melalui skema sewa dan pinjam pakai. Mitra dalam penyediaan gudang ini meliputi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Bhanda Ghara Reksa (BGR) dan ID Food, serta pengusaha penggilingan padi. Selain itu, Bulog juga memanfaatkan fasilitas pinjam pakai yang disediakan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Kami menyewa gudang dari BUMN seperti BGR dan ID Food, serta gudang milik para pengusaha penggilingan padi dan juga pinjam pakai dari TNI," ujar Arwakhudin.

Jaringan gudang sewaan ini tersebar di berbagai wilayah strategis, termasuk seluruh Jawa, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Selatan, hingga Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini bertujuan untuk memastikan distribusi beras yang merata dan responsif terhadap kebutuhan lokal.

Arwakhudin menjelaskan bahwa skema pembayaran sewa gudang bervariasi. Tidak semua sewa dibayar di muka, karena sebagian menggunakan skema pinjam pakai. Oleh karena itu, total anggaran yang dikeluarkan untuk sewa gudang dengan kapasitas 1,1 juta ton belum dapat diumumkan secara pasti. Ia menegaskan bahwa Bulog tidak menetapkan batasan anggaran dalam upaya penyediaan gudang yang memadai bagi petani.

"1,1 juta ini tidak semuanya membayar karena ada yang pinjam pakai. Tentang berapa besar yang harus dibayar oleh Bulog akan diketahui di akhir pemakaian karena perhitungannya adalah dibayar berdasarkan kuantum penggunaan dan jangka waktu," jelas Arwakhudin.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog, Novi Helmy Prasetya, menyatakan bahwa stok beras Bulog saat ini berada pada tingkat yang optimal. Ia menekankan bahwa ketersediaan stok ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menjaga cadangan pangan pemerintah. Novi mengakui bahwa beberapa gudang milik Bulog telah mencapai kapasitas maksimum.

"Memang sekarang ini gudang, ada beberapa gudang Bulog yang penuh, yaitu sudah penuh dengan stok. Namun kita tetap melaksanakan kerjasama, baik itu dengan BUMN atau instansi lainnya yang bisa kita gunakan untuk stok beras," kata Novi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI.

Secara keseluruhan, Bulog memiliki kapasitas gudang sebesar 4.929.760 ton. Kapasitas ini terdiri dari 3.255.898 ton gudang operasional Bulog, 1.161.490 ton gudang sewa dan filial, serta 512.372 ton yang termasuk dalam kategori broken space.