Antisipasi Tawuran Susulan, Aparat Keamanan Siagakan Pos Pantau di Terowongan Manggarai

Pasca bentrokan antar kelompok warga yang terjadi di Terowongan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, aparat kepolisian meningkatkan keamanan di lokasi tersebut. Upaya ini dilakukan untuk mencegah terjadinya tawuran susulan yang dapat meresahkan masyarakat dan mengganggu ketertiban umum.

Kepolisian Sektor (Polsek) Tebet, bersama dengan Polres Jakarta Selatan dan Komando Rayon Militer (Koramil) Tebet, telah mendirikan Pos Pantau di sekitar Terowongan Manggarai. Keberadaan pos ini bertujuan untuk memantau situasi dan merespon cepat jika ada indikasi potensi keributan. Kapolsek Tebet, Iwan Gunawan, menyatakan bahwa personel gabungan akan disiagakan di lokasi untuk menjaga keamanan dan ketertiban.

Menurut pantauan di lapangan, sejumlah petugas kepolisian terlihat mengatur lalu lintas di sekitar Terowongan Manggarai. Kemacetan sempat terjadi akibat aksi tawuran sebelumnya, sehingga kehadiran polisi diharapkan dapat mengurai kepadatan dan memastikan kelancaran arus kendaraan. Personel keamanan juga ditempatkan di Pos Pantau untuk melakukan pengawasan dan mencegah kemungkinan terjadinya bentrokan kembali.

Iwan Gunawan menambahkan bahwa jumlah personel yang diterjunkan cukup signifikan, dengan 20 anggota dari Polres Jakarta Selatan dan 10 anggota dari Polsek Tebet. Kehadiran personel yang memadai diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat dan mencegah terjadinya aksi tawuran yang lebih besar.

Tawuran yang terjadi pada Selasa sore melibatkan dua kelompok warga dari RW 012 dan RW 04 Kelurahan Manggarai. Bentrokan ini merupakan kelanjutan dari kejadian serupa yang terjadi pada Minggu malam. Warga yang terlibat saling melempar batu dan beberapa di antaranya menggunakan senjata tajam. Seorang warga sekitar, Sofyan (43), mengungkapkan bahwa tawuran dipicu oleh serangan dari warga RW 012 ke wilayah RW 04.

Sofyan juga menjelaskan bahwa tawuran antara kedua kelompok warga ini bukanlah kejadian baru. Meski sempat mereda dalam beberapa waktu terakhir, aksi kekerasan kembali pecah dan meresahkan warga sekitar. Upaya mediasi dan pendekatan persuasif diharapkan dapat menyelesaikan konflik antar kelompok warga ini secara permanen, sehingga tercipta lingkungan yang aman dan kondusif bagi seluruh masyarakat.