Gubernur Riau Dorong Pengembangan Pulau Rupat Jadi KEK untuk Pacu Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Gubernur Riau, Abdul Wahid, baru-baru ini melakukan pertemuan penting dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto, guna membahas strategi pengembangan ekonomi wilayah Riau. Pertemuan tersebut menjadi wadah bagi Wahid untuk menyampaikan visi dan usulan terkait pemanfaatan potensi sumber daya alam (SDA) yang melimpah di provinsinya.

Fokus utama dalam pertemuan tersebut adalah usulan untuk menjadikan Pulau Rupat sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Wahid meyakini bahwa langkah ini akan menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Riau secara signifikan. Ia memaparkan bahwa Riau memiliki beragam komoditas unggulan yang tersebar di berbagai wilayah, seperti kelapa sawit, kelapa dalam, sagu, karet, hutan tanaman industri (HTI), dan kopi Liberika. Potensi ini, jika diintegrasikan secara optimal, akan memberikan dampak besar bagi perekonomian daerah.

Wahid menekankan bahwa industrialisasi berbasis potensi lokal akan memberikan dampak langsung pada pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan pekerjaan. Ia juga menggarisbawahi bahwa Riau memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, dengan dukungan yang tepat dari pemerintah pusat.

Selain usulan KEK Pulau Rupat, Wahid juga mengusulkan pengembangan kawasan logistik perkapalan di Pulau Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti. Ia menyoroti potensi garis pantai yang sangat strategis di pulau tersebut, serta kandungan mineral silika yang dapat dimanfaatkan untuk industri.

Pengembangan Kawasan Ekonomi Bukit Batu, yang memiliki potensi lahan sekitar 8.000 hektar, juga menjadi perhatian Wahid. Ia juga melihat potensi Pulau Burung untuk dikembangkan menjadi kawasan industri berbasis kelapa, pertanian terpadu, dan halal hub.

Menanggapi usulan-usulan tersebut, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut baik inisiatif yang diajukan oleh Gubernur Riau. Ia menekankan pentingnya ketersediaan dan kesiapan industri utama sebagai penopang keberhasilan KEK. Airlangga juga menyoroti potensi ekonomi besar di kawasan Selat Malaka, yang merupakan jalur lalu lintas perdagangan internasional yang sibuk.

Airlangga mengingatkan tentang tantangan daya saing antarwilayah, karena banyak provinsi lain juga mengajukan usulan KEK. Ia menekankan pentingnya pemerintah daerah untuk memilih wilayah dengan kekuatan terbesar dan menyiapkan infrastruktur yang memadai agar mampu bersaing secara internasional.

Ia mendorong Pemerintah Provinsi Riau untuk menyusun studi kelayakan yang matang, serta menjalin komunikasi aktif dengan Dewan Nasional KEK dan tim khusus. Menurutnya, KEK harus dirancang secara kompetitif agar mampu menarik investor dan bersaing di kancah internasional.

Berikut adalah beberapa poin penting yang dibahas dalam pertemuan tersebut:

  • Usulan pengembangan Pulau Rupat sebagai KEK
  • Pengembangan kawasan logistik perkapalan di Pulau Rangsang
  • Pengembangan Kawasan Ekonomi Bukit Batu
  • Pengembangan Pulau Burung sebagai kawasan industri berbasis kelapa, pertanian terpadu, dan halal hub
  • Pentingnya studi kelayakan yang matang dan komunikasi aktif dengan Dewan Nasional KEK