Bencana Banjir dan Longsor di Sukabumi: Dua Nyawa Melayang, Ratusan Warga Mengungsi

Bencana Banjir dan Longsor Landa Sukabumi: Korban Jiwa dan Kerusakan Infrastruktur

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten dan Kota Sukabumi sejak Kamis (6/3/2025) telah mengakibatkan bencana banjir dan longsor yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang signifikan. Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten dan Kota Sukabumi serta tim SAR, bencana ini telah menimbulkan dampak yang meluas dan menyisakan keprihatinan bagi seluruh masyarakat.

Tragedi paling memilukan adalah meninggalnya dua warga, seorang ibu bernama Santi alias Zahra (40) dan anaknya, Nurul (3), yang terseret arus banjir bandang di Kampung Gumelar, Palabuhanratu. Rumah kontrakan mereka hancur diterjang luapan Sungai Cipalabuhan. Saksi mata menuturkan bahwa keduanya sempat berupaya menyelamatkan diri dengan berpegangan pada jendela rumah sebelum akhirnya terbawa arus deras. Tim SAR gabungan berhasil menemukan jasad ibu dan anak tersebut setelah pencarian hampir 24 jam, dalam kondisi meninggal dunia di antara puing-puing bangunan dan tumpukan sampah. Selain korban jiwa di Palabuhanratu, satu korban meninggal dunia juga dilaporkan di Kecamatan Simpenan, sehingga total korban jiwa mencapai tiga orang.

Dampak Bencana:

  • Korban Jiwa: Tiga orang meninggal dunia, lima orang masih dinyatakan hilang, dan lebih dari 300 warga terpaksa mengungsi. Kelima orang yang masih hilang terdiri dari dua orang di Kecamatan Simpenan dan tiga orang di Kecamatan Lengkong. Tim SAR masih terus melakukan pencarian intensif hingga saat ini.
  • Kerusakan Infrastruktur: Jembatan Bojongkopo, penghubung Palabuhanratu-Pajampangan, ambles dan putus akibat terjangan arus sungai yang deras. Kejadian ini mengakibatkan terputusnya akses transportasi di wilayah tersebut. Selain itu, banjir juga merendam sejumlah permukiman di beberapa kecamatan, termasuk Kampung Sedamukti, Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar; Kampung Cikored, Desa Pasirsuren; dan Kantor Desa Citarik. Bahkan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palabuhanratu pun tergenang hingga selutut orang dewasa. Di Kota Sukabumi, puluhan rumah terendam akibat limpasan air dari saluran irigasi dan drainase yang tidak mampu menampung debit air. BPBD Kota Sukabumi mencatat 15 kejadian bencana banjir dan tanah longsor.
  • Longsor dan Kendaraan Terseret: Longsor juga terjadi di dua titik ruas jalan provinsi di jalur Kiaradua, Kampung Pamumuan, menimpa sebuah mobil yang membawa ibu hamil dan bayi. Beruntung, ibu dan bayi berhasil diselamatkan. Sementara itu, sebuah mobil milik pemancing asal Bandung terseret arus banjir dan tenggelam di laut di kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP).

Upaya Penanganan Bencana:

BPBD Kabupaten dan Kota Sukabumi bersama tim SAR gabungan terus berupaya melakukan evakuasi korban, pencarian orang hilang, dan penanganan dampak bencana. Pemulihan infrastruktur juga menjadi prioritas utama agar kehidupan masyarakat dapat kembali normal. Bantuan logistik dan dukungan medis terus disalurkan kepada para pengungsi dan masyarakat terdampak. Pemerintah setempat mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari petugas terkait guna mencegah jatuhnya korban lebih lanjut.

Bencana ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, terutama di daerah-daerah rawan bencana. Peningkatan sistem drainase dan infrastruktur penanggulangan banjir, serta edukasi masyarakat tentang mitigasi bencana, sangat krusial untuk meminimalisir dampak bencana serupa di masa mendatang.