Reruntuhan Gaza Mengintai: Ancaman Asbes di Tengah Krisis Kemanusiaan

Serangan yang menghancurkan di Gaza telah menimbulkan krisis kemanusiaan yang mendalam, melampaui hilangnya nyawa dan infrastruktur. Di balik tumpukan puing dan kehancuran, tersembunyi bahaya tersembunyi: kontaminasi asbes. Material bangunan yang umum digunakan ini, kini menjadi ancaman kesehatan yang serius bagi penduduk Gaza yang rentan.

Asbes, sering ditemukan pada atap, dinding, dan pagar bangunan di seluruh dunia, termasuk di Palestina, telah lama dikaitkan dengan risiko kesehatan yang parah. Meskipun peringatan tentang bahayanya telah disuarakan, penggunaannya yang meluas, terutama di bangunan-bangunan tua, membuat paparan asbes menjadi masalah yang sulit dihindari. Laporan terbaru dari United Nations Environment Programme (UNEP) pada Oktober 2024 memperkirakan bahwa sekitar 2,3 juta ton puing di Gaza berpotensi terkontaminasi asbes.

Profesor Bill Cookson, direktur Pusat Penelitian Mesothelioma Nasional di London, menggambarkan puing-puing Gaza sebagai "lingkungan yang sangat, sangat beracun." Ia memperingatkan tentang dampak jangka pendek dan panjang paparan asbes, terutama pada anak-anak yang mungkin membawa konsekuensi kesehatan seumur hidup.

Bahaya asbes terletak pada serat-serat mikroskopisnya yang mudah terlepas dan beterbangan ke udara. Ketika bangunan runtuh, asbes pecah dan melepaskan serat-serat ini, yang jika terhirup, dapat mengendap di paru-paru dan menyebabkan kerusakan serius. Paparan asbes dapat menyebabkan asbestosis, penyakit paru-paru kronis, serta kanker paru-paru agresif yang dikenal sebagai mesothelioma.

Mesothelioma adalah kanker yang tumbuh di rongga pleura, sangat menyakitkan, seringkali terlambat didiagnosis, dan resistan terhadap pengobatan. Yang mengkhawatirkan, mesothelioma dapat terjadi bahkan setelah menghirup serat asbes dalam jumlah kecil. Gejala penyakit terkait asbes seringkali baru muncul 20 hingga 60 tahun setelah paparan pertama, membuat diagnosis dini menjadi tantangan.

Sayangnya, penyakit yang disebabkan oleh paparan asbes tidak dapat disembuhkan. Perawatan hanya berfokus pada mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, juga penting untuk memperlambat perkembangan penyakit.

Di tengah krisis yang sedang berlangsung di Gaza, pencegahan paparan asbes menjadi tantangan yang sangat besar. Chiara Lodi, koordinator medis di Gaza untuk LSM Médecins Sans Frontières, mencatat bahwa penduduk saat ini lebih mengkhawatirkan keselamatan langsung mereka daripada risiko jangka panjang dari paparan asbes. Kurangnya kesadaran tentang bahaya asbes, ditambah dengan kesulitan membangun kembali kehidupan mereka, membuat warga Gaza semakin rentan terhadap ancaman kesehatan yang tersembunyi ini. Juru bicara LSM SOS Children's Villages yang berkantor pusat di Gaza menambahkan bahwa mengambil tindakan pencegahan menjadi sulit di tengah situasi yang penuh dengan tantangan hidup.

Ancaman asbes di Gaza merupakan lapisan tambahan dari tragedi kemanusiaan yang sedang berlangsung. Sementara dunia berfokus pada bantuan segera dan rekonstruksi, penting untuk mengatasi risiko kesehatan jangka panjang yang ditimbulkan oleh kontaminasi asbes untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan penduduk Gaza di masa depan.

  • Serangan Israel telah menciptakan kerusakan yang signifikan pada bangunan di Gaza, menyebabkan kontaminasi asbes.
  • Asbes adalah bahan bangunan berbahaya yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius ketika seratnya terhirup.
  • Laporan UNEP memperkirakan 2,3 juta ton puing di Gaza berpotensi terkontaminasi asbes.
  • Paparan asbes dapat menyebabkan asbestosis, kanker paru-paru, dan mesothelioma.
  • Penyakit yang berhubungan dengan asbes seringkali baru muncul beberapa dekade setelah terpapar.
  • Tidak ada obat untuk penyakit terkait asbes, dan perawatannya berfokus pada pengurangan gejala.
  • Kesadaran yang terbatas dan prioritas yang bersaing membuat pencegahan paparan asbes menjadi tantangan di Gaza.