Israel Intensifkan Operasi Militer di Gaza, Rencana Pemindahan Penduduk Mencuat

Pemerintah Israel, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengumumkan rencana untuk meningkatkan operasi militer di Jalur Gaza dengan tujuan menumpas habis kelompok Hamas. Langkah ini memicu kekhawatiran internasional, terutama terkait nasib warga sipil Palestina yang berada di wilayah konflik.

Netanyahu menyatakan bahwa operasi yang akan datang akan menjadi serangan intensif, namun tidak memberikan rincian spesifik mengenai skala wilayah yang akan direbut. Dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan melalui media sosial, ia menyebutkan bahwa penduduk Gaza akan dipindahkan demi keselamatan mereka. Pemerintah menekankan bahwa pasukan Israel tidak akan hanya masuk dan keluar Gaza, melainkan memiliki tujuan yang lebih strategis.

Kabinet keamanan Israel telah menyetujui perluasan operasi militer, yang menurut seorang pejabat, mencakup "penaklukan" wilayah Palestina. Keputusan ini diambil setelah militer Israel memobilisasi puluhan ribu tentara cadangan untuk persiapan serangan. Pejabat tersebut menambahkan bahwa operasi yang diperluas akan mencakup penguasaan Jalur Gaza dan pemindahan penduduk Gaza ke wilayah selatan sebagai langkah perlindungan.

Seorang pejabat keamanan senior Israel lainnya mengungkapkan bahwa komponen utama dari rencana tersebut adalah evakuasi besar-besaran seluruh penduduk Gaza dari zona pertempuran ke wilayah-wilayah di Gaza selatan. Rencana ini disetujui oleh kabinet Israel dan muncul di tengah desakan Israel agar warga Palestina meninggalkan wilayah tersebut.

"Program pemindahan sukarela bagi penduduk Gaza akan menjadi bagian dari tujuan operasi itu," ujar pejabat keamanan senior Israel itu menambahkan.

Rencana yang diumumkan pemerintah Israel ini segera menuai reaksi dari Uni Eropa. Mereka menyuarakan keprihatinan mendalam dan mendesak Israel untuk menahan diri. Menurut perwakilan Uni Eropa, rencana tersebut berpotensi mengakibatkan peningkatan jumlah korban dan penderitaan yang lebih besar bagi rakyat Palestina.

Israel sendiri telah melanjutkan operasi besar di Gaza sejak 18 Maret lalu, setelah upaya gencatan senjata selama dua bulan mengalami kebuntuan. Sejak saat itu, serangan udara intensif dan operasi darat telah diperluas ke seluruh wilayah Palestina. Tim penyelamat di Gaza melaporkan bahwa serangan udara Israel telah menyebabkan kematian setidaknya 19 orang.

Sebagian besar penduduk Gaza tinggal di wilayah utara dan hampir semuanya telah mengungsi setidaknya sekali selama perang. Kabinet Israel yang meliputi Netanyahu dan beberapa menteri, "dengan suara bulat menyetujui" rencana yang bertujuan untuk mengalahkan Hamas dan mengamankan kembalinya para sandera yang ditawan di wilayah tersebut. Sumber resmi mengatakan rencana tersebut mencakup "serangan dahsyat terhadap Hamas," tanpa menyebutkan rinciannya.