Ekonomi Indonesia Awal 2025 Melambat, Konsumsi Pemerintah Jadi Sorotan
Ekonomi Indonesia Awal 2025 Melambat, Konsumsi Pemerintah Jadi Sorotan
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2025 tercatat sebesar 4,87 persen secara tahunan, angka ini menunjukkan perlambatan jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya dan periode yang sama tahun lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai Rp 5.665,9 triliun atas dasar harga berlaku, sementara atas dasar harga konstan mencapai Rp 3.264,5 triliun.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa salah satu faktor utama yang menyebabkan perlambatan ini adalah kontraksi pada konsumsi pemerintah sebesar 1,38 persen. Hal ini berbeda dengan kuartal pertama tahun sebelumnya yang didorong oleh belanja terkait pemilihan umum. Artinya, tidak adanya agenda pemilu pada kuartal I tahun 2025, sangat berdampak pada tingkat belanja pemerintah.
Penopang dan Tantangan Pertumbuhan
Di tengah perlambatan ini, konsumsi rumah tangga tetap menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi 54,53 persen terhadap PDB dan mencatat pertumbuhan sebesar 4,89 persen. Momen Ramadan dan libur Idul Fitri yang jatuh pada akhir Maret 2025 turut mendorong konsumsi rumah tangga.
Sektor ekspor menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan sebesar 6,78 persen, didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas dan kunjungan wisatawan mancanegara. Namun, secara keseluruhan, kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 0,83 persen. Sementara itu, investasi yang diukur melalui Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) hanya tumbuh 2,12 persen.
BPS juga mencatat adanya kontraksi sebesar 0,83 persen secara kuartalan, yang dianggap sebagai pola musiman. Perlambatan ini umum terjadi pada kuartal pertama dibandingkan dengan kuartal keempat tahun sebelumnya.
Sektor Unggulan dan Kontraksi
Dari sisi lapangan usaha, sebagian besar sektor mengalami pertumbuhan positif. Sektor pertanian mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 10,52 persen, didukung oleh panen raya dan peningkatan produksi komoditas seperti padi dan jagung.
Sektor industri pengolahan tumbuh 4,55 persen dan tetap menjadi penyumbang terbesar PDB dengan kontribusi 19,25 persen. Sektor transportasi dan pergudangan tumbuh 9,01 persen, didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat dan penguatan logistik. Sektor jasa lainnya juga mencatat kinerja baik, didorong oleh meningkatnya perjalanan wisatawan domestik dan mancanegara.
Namun, sektor pertambangan menjadi satu-satunya sektor yang mengalami kontraksi pada kuartal pertama tahun 2025.
Secara keseluruhan, BPS menilai bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2025 masih menunjukkan ketahanan di tengah dinamika ekonomi global, meskipun belum mencapai angka 5 persen seperti kuartal sebelumnya.
- Konsumsi Rumah Tangga
- Sektor Ekspor
- Sektor Pertanian
- Sektor Industri Pengolahan
- Sektor Transportasi dan Pergudangan