Tren Positif: Masyarakat Indonesia Semakin Giat Menabung di Awal Kuartal Kedua 2025

Meningkatnya Kesadaran Menabung di Kalangan Masyarakat Indonesia

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan adanya peningkatan signifikan dalam Indeks Menabung Konsumen (IMK) pada bulan April 2025. Indeks ini mencapai level 83,4, mengalami kenaikan sebesar 5,1 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Data ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin menyadari pentingnya menabung, terutama setelah periode pengeluaran yang tinggi selama bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri.

Sekretaris LPS, Jimmy Ardianto, menjelaskan bahwa peningkatan IMK ini terjadi di hampir semua kelompok pendapatan rumah tangga (RT). Peningkatan tertinggi tercatat pada kelompok RT dengan pendapatan antara Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta per bulan, dengan kenaikan sebesar 8,8 poin. Kelompok RT dengan pendapatan hingga Rp 1,5 juta per bulan juga menunjukkan peningkatan yang signifikan, yaitu sebesar 7,2 poin. Kelompok RT dengan pendapatan di atas Rp 3 juta hingga Rp 7 juta per bulan juga mengalami peningkatan IMK sebesar 6,0 poin. Menariknya, kelompok RT dengan pendapatan di atas Rp 7 juta per bulan mengalami sedikit penurunan IMK sebesar 1,0 poin, meskipun indeks mereka tetap berada di atas level 100, menunjukkan bahwa mereka tetap aktif menabung.

Kenaikan IMK ini didorong oleh dua komponen utama, yaitu Indeks Waktu Menabung (IWM) dan Indeks Intensitas Menabung (IIM). IWM meningkat sebesar 7,6 poin menjadi 94,6, sementara IIM naik sebesar 2,7 poin menjadi 72,2. Peningkatan IWM menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat yang merasa bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk menabung. Hal ini tercermin dari peningkatan persentase responden yang menyatakan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk menabung, dari 24,8% pada Maret 2025 menjadi 27,9% pada April 2025. Selain itu, semakin banyak responden yang memperkirakan bahwa tiga bulan mendatang akan menjadi waktu yang tepat untuk menabung, meningkat dari 38,9% menjadi 42,3% pada periode yang sama.

Data dari Survei Konsumen dan Perekonomian (SKP) LPS juga menunjukkan bahwa persentase responden yang tidak pernah menabung mengalami penurunan, dari 31,9% pada Maret 2025 menjadi 29,3% pada April 2025. Selain itu, persentase responden yang menilai bahwa nilai yang mereka tabung lebih kecil dari yang direncanakan juga menurun, dari 53,7% menjadi 49,1% pada periode yang sama.

Penguatan Kepercayaan Konsumen Mempengaruhi Peningkatan Aktivitas Menabung

Selain peningkatan IMK, SKP LPS juga mencatat adanya penguatan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada bulan April 2025. IKK tercatat sebesar 103,1, meningkat sebesar 1,6 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen memiliki persepsi yang semakin positif terhadap kondisi ekonomi nasional dan di wilayah mereka.

Penguatan IKK ini didorong oleh dua komponen, yaitu Indeks Situasi Saat Ini (ISSI) dan Indeks Ekspektasi (IE). ISSI meningkat menjadi 81,9 dari 79,3 pada Maret 2025, sementara IE meningkat menjadi 118,9 dari 118,2 pada periode yang sama.

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan optimisme konsumen antara lain:

  • Penyaluran bantuan sosial (bansos) pada awal triwulan II 2025, seperti Program Keluarga Harapan, Bantuan Pangan Non-Tunai, bantuan beras 10 kg, dan Program Indonesia Pintar.
  • Keberhasilan panen raya tanaman pangan (padi dan jagung).
  • Perbaikan infrastruktur umum menjelang hari raya.
  • Kenaikan harga sembako selama puasa dan Idulfitri yang lebih terjaga.

Secara keseluruhan, data ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin optimis terhadap kondisi ekonomi dan semakin menyadari pentingnya menabung. Hal ini merupakan sinyal positif bagi perekonomian Indonesia, karena tabungan masyarakat merupakan salah satu sumber pendanaan penting untuk investasi dan pertumbuhan ekonomi.