Pemprov Jabar Tingkatkan Pembinaan Bela Negara: Ratusan Siswa Bermasalah Ikuti Program di Dodik Bela Negara
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) terus menggencarkan program pembinaan bela negara dengan mengirimkan ratusan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ke Depo Pendidikan (Dodik) Bela Negara Rindam III Siliwangi, yang terletak di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Program ini merupakan respons terhadap meningkatnya kenakalan remaja di berbagai daerah di Jawa Barat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, menjelaskan bahwa jumlah peserta program pembinaan ini terus bertambah sejak hari pertama pelaksanaan. "Pada hari Sabtu, kami mengirimkan gelombang pertama yang terdiri dari 29 siswa. Hari ini, jumlah tersebut meningkat signifikan menjadi 210 siswa yang berasal dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Barat," ungkap Herman saat ditemui di Dodik Bela Negara Cikole.
Lonjakan jumlah peserta ini, menurut Herman, mencerminkan komitmen serius Pemprov Jabar dalam mengatasi permasalahan kenakalan remaja yang semakin kompleks. Pihaknya juga telah mempersiapkan segala fasilitas dan sumber daya untuk menampung hingga 350 siswa pada gelombang pertama program ini. "Kami mengidentifikasi siswa-siswa yang membutuhkan pembinaan lebih lanjut. Besok lusa, kemungkinan akan ada penambahan peserta," imbuhnya.
Para siswa yang mengikuti program pembinaan ini berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat, termasuk Purwakarta, Depok, Bogor, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Sukabumi. Mereka dikategorikan sebagai siswa yang terlibat dalam berbagai bentuk kenakalan remaja, mulai dari kecanduan game online hingga penyalahgunaan narkoba dan minuman keras, serta terlibat dalam geng motor dan tawuran.
Selama dua pekan berada di Dodik Bela Negara, para siswa akan mendapatkan pembinaan intensif yang mencakup berbagai aspek, mulai dari bela negara dan kedisiplinan hingga pendidikan keagamaan dan pendidikan formal. Kurikulum pembinaan dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai kebangsaan, meningkatkan kesadaran akan pentingnya kedisiplinan, serta menanamkan nilai-nilai agama dan moral.
"Materi pembinaan disesuaikan dengan standar bela negara, termasuk wawasan kebangsaan, pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), kedisiplinan dan baris berbaris, serta penyuluhan anti narkoba. Kami juga memberikan pendidikan keagamaan atau spiritualitas untuk memperkuat karakter siswa," jelas Herman.
Selain itu, Pemprov Jabar juga memberikan perhatian khusus pada pendidikan formal para siswa. Selama program pembinaan, para siswa akan mendapatkan waktu khusus untuk belajar sesuai dengan kurikulum sekolah. "Kami mengalokasikan waktu dua jam setiap hari untuk pendidikan formal agar siswa tidak ketinggalan pelajaran," pungkas Herman.