Inflasi Ramadhan di Kaltim: Pemerintah Kaltim Siapkan Strategi Hadapi Lonjakan Harga Cabai
Inflasi Ramadhan di Kaltim: Pemerintah Kaltim Siapkan Strategi Hadapi Lonjakan Harga Cabai
Harga cabai di Kalimantan Timur (Kaltim) melonjak signifikan hingga Rp 300.000 per kilogram pada awal Ramadhan di Kabupaten Berau, memicu keresahan masyarakat. Lonjakan harga ini dipicu oleh peningkatan permintaan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, sebuah fenomena yang kerap disebut 'rafi' oleh Gubernur Kaltim, Rudi Mas'ud. Situasi ini memaksa pemerintah provinsi untuk segera mengambil langkah-langkah strategis guna menstabilkan harga dan memastikan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat. Pemerintah pusat, melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), turut memantau ketat perkembangan harga bahan pokok, termasuk beras dan cabai, sebagai upaya pengendalian inflasi nasional.
Gubernur Mas'ud menjelaskan bahwa pemerintah telah dan sedang merumuskan berbagai strategi untuk mengatasi permasalahan ini. Langkah-langkah tersebut difokuskan pada dua hal utama: menjamin kelancaran pasokan dan distribusi cabai, serta mengkaji pemberian subsidi biaya transportasi untuk menekan harga jual. Subsidi transportasi ini diyakini mampu meredam dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap ongkos distribusi, sehingga harga jual di tingkat konsumen dapat ditekan. "Kalau perlu, ongkos angkut kita subsidi agar harga tetap stabil," tegas Gubernur Mas'ud dalam wawancara Jumat malam (7/3/2025).
Di lapangan, dampak lonjakan harga cabai terasa langsung oleh para pedagang di Pasar Sanggam Adji Dilayas, Berau. Yuli (38), salah seorang pedagang, mengungkapkan kesulitan mendapatkan stok cabai dengan harga terjangkau. Ia menceritakan, harga cabai sempat mencapai Rp 300.000 per kilogram, memicu keluhan dari para pembeli. Meskipun harga saat ini telah turun menjadi Rp 130.000 per kilogram, pengalaman tersebut menunjukkan betapa rentannya pasar terhadap fluktuasi harga, khususnya pada periode tinggi permintaan seperti Ramadhan dan Idul Fitri. Kondisi ini menjadi bukti nyata perlunya intervensi pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan melindungi daya beli masyarakat.
Pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, memiliki peran krusial dalam memastikan efektivitas strategi yang diterapkan. Koordinasi yang solid antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi lonjakan harga cabai ini. Keberhasilan pengendalian harga akan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat, terutama menjelang perayaan hari raya Idul Fitri. Langkah-langkah konkret dan terukur dibutuhkan untuk memastikan stabilitas harga bahan pokok tetap terjaga dan tidak membebani daya beli masyarakat Kaltim.
Lebih lanjut, pemerintah perlu melakukan evaluasi berkala terhadap efektivitas strategi yang diterapkan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Transparansi informasi kepada masyarakat terkait upaya-upaya yang dilakukan pemerintah juga penting untuk membangun kepercayaan dan mengurangi keresahan. Dengan demikian, upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat diharapkan mampu mengatasi lonjakan harga cabai dan memastikan ketersediaan bahan pokok selama Ramadhan dan Idul Fitri.
Langkah-langkah Strategis Pemerintah Kaltim:
- Menjamin kelancaran pasokan dan distribusi cabai.
- Mempelajari pemberian subsidi biaya transportasi.
- Pemantauan ketat perkembangan harga oleh Kemendagri.
- Koordinasi intensif antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
- Evaluasi berkala dan penyesuaian strategi jika diperlukan.
- Transparansi informasi kepada masyarakat.