Curahan Hati Adjie Pangestu: Penyesalan dan Harapan untuk Sang Putra
Aktor senior Adjie Pangestu mengungkapkan penyesalan mendalam atas dampak perceraiannya dengan Annisa Trihapsari terhadap putra semata wayangnya, Muhammad Rafi Akbar Putra Pangestu. Dalam sebuah wawancara, Adjie mengakui bahwa perpisahannya dengan Annisa pada tahun 2002 telah merenggut kesempatan untuk tumbuh bersama Rafi.
"Saya merasa banyak salah sama dia," ujar Adjie dengan nada getir. "Waktu akhirnya saya berpisah sama ibunya, akhirnya saya kehilangan dia. Saya menyerahkan Rafi ke ibunya. Saya gak pernah bareng sama dia. Dia gak pernah tumbuh sama saya, tapi dia tumbuh jadi anak yang baik sangat perhatian sama saya. Jadi itu sangat luar biasa," ungkapnya. Ia merasa terharu melihat Rafi tumbuh menjadi pribadi yang baik dan penuh perhatian, meskipun tidak dibesarkan bersamanya.
Bagi Adjie, Rafi adalah segalanya. Ia bahkan sempat mengungkapkan kekhawatirannya kepada Annisa Trihapsari mengenai Rafi. "Rafi adalah anak satu-satunya. Saya kemarin sempat ngomong sama Annisa, 'Yang paling sedih itu kalau ada apa-apa sama Rafi adalah saya. Kamu masih punya Aquene, saya dengan umur segini apakah mungkin saya punya anak lagi, belum tentu. Tapi kalau Rafi kenapa-kenapa saya akan kehilangan dia'," tuturnya.
Sebagai seorang ayah, Adjie memiliki harapan besar untuk Rafi yang kini telah berusia 26 tahun. Ia berpesan agar Rafi selalu menjadi diri sendiri dan tidak membuat keputusan hanya demi membahagiakan orang lain. Adjie ingin Rafi fokus pada kebahagiaannya sendiri, setelah melewati masa sulit sebagai anak dari keluarga yang bercerai.
"Ya... sebenarnya pesan buat Rafi jadilah diri dia sendiri. Jangan dia ambil keputusan hanya berdasarkan kebahagiaan orang lain. Itu pesan saya saat ini. Apa pun yang mau dia lakukan, apa pun yang mau dia putuskan jangan berdasarkan atas kebahagiaan orang lain, tapi berdasarkan atas keputusan dia sendiri yang sudah dipikirkan dan kebahagiaan dia," pesan Adjie.
Adjie menyadari bahwa anak-anak yang tumbuh dalam keluarga broken home seringkali cenderung mengutamakan kebahagiaan orang lain, termasuk orang tua mereka, tanpa mempedulikan kebahagiaan diri sendiri. Ia tidak ingin Rafi mengalami hal serupa.
Adjie Pangestu berjanji akan selalu mendukung apa pun pilihan yang diambil Rafi. Ia menceritakan bahwa Rafi, di usia 23 tahun, berinisiatif mencari tahu alasan perceraian kedua orang tuanya. Rafi mendengarkan cerita dari kedua belah pihak tanpa menghakimi.
"Rafi sudah mulai bicara heart to heart. Dia duduk sama-sama saya, 'Sekarang aku mau dengar dari versi Papa apa yang terjadi dulu. Aku sudah dengar dari Mama, aku gak mau judgement, aku cuma mau dengar karena itu aku sekarang mau dengar dari mulut kalian berdua'," ucap Adjie mengingat perkataan Rafi.
Adjie merasa lega karena Rafi kini telah memahami situasi yang terjadi di masa lalu dan hubungan mereka telah berjalan dengan baik. Ia berharap Rafi dapat meraih kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidupnya.