Aparat Kepolisian Semarang Intensifkan Perburuan Terduga Pelaku Penyanderaan Anggota Polisi Saat Aksi May Day Berujung Ricuh

Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Semarang tengah mengintensifkan perburuan terhadap individu atau kelompok yang diduga terlibat dalam aksi penyanderaan seorang anggota polisi saat demonstrasi Hari Buruh (May Day) di Semarang, Jawa Tengah, berujung ricuh. Insiden tersebut, yang terekam dalam video dan viral di media sosial, menunjukkan seorang polisi bernama Brigadir Eka dikelilingi oleh sejumlah orang berpakaian hitam yang menutupi sebagian wajah mereka.

Menurut keterangan Kepala Polrestabes Semarang, Komisaris Besar Polisi Syahduddi, penyelidikan mendalam tengah dilakukan untuk mengungkap identitas para pelaku dan motif di balik tindakan penyanderaan tersebut. “Kami sedang dalam proses penyelidikan intensif untuk mengungkap kasus ini. Identitas pelaku masih belum diketahui, dan kami berupaya keras untuk mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab atas tindakan penyanderaan terhadap anggota kepolisian,” ujarnya kepada awak media di Mapolrestabes Semarang.

Dalam video yang beredar, Brigadir Eka terlihat mengenakan kaus hitam dan kedua tangannya dipegangi oleh seseorang dari kelompok tersebut. Terdengar suara dari massa yang menggunakan pengeras suara, memaksa Brigadir Eka untuk mengaku sebagai anggota intelijen kepolisian. Setelah insiden tersebut, Brigadir Eka telah dibebaskan dan mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kericuhan bermula setelah kelompok berpakaian serba hitam tiba di lokasi demonstrasi setelah aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para buruh. Kelompok ini kemudian melakukan tindakan provokatif, termasuk membakar ban, merusak fasilitas umum, dan melempari petugas kepolisian dengan berbagai benda seperti batu, kayu, dan botol.

"Kelompok berpakaian hitam tersebut melakukan aksi pembakaran ban yang segera kami padamkan. Namun, mereka kemudian menyerang petugas dengan lemparan batu, kayu, botol, dan benda-benda lainnya. Mereka juga merusak fasilitas umum di depan kantor Gubernur, termasuk pagar tanaman, spanduk, traffic cone, dan benda-benda lain yang mereka anggap dapat digunakan untuk melakukan tindakan anarkis kepada petugas," jelas Kombes Pol. Syahduddi.

Berikut adalah poin-poin penting terkait insiden tersebut:

  • Penyelidikan Intensif: Polrestabes Semarang tengah melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap identitas dan motif pelaku penyanderaan.
  • Kondisi Korban: Brigadir Eka telah dibebaskan dan mendapatkan perawatan medis.
  • Awal Mula Kericuhan: Kericuhan dipicu oleh kedatangan kelompok berpakaian serba hitam setelah aksi unjuk rasa buruh.
  • Tindakan Anarkis: Kelompok tersebut melakukan pembakaran ban, perusakan fasilitas umum, dan pelemparan terhadap petugas kepolisian.

Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya. Polrestabes Semarang berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini dan menindak tegas para pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku.