Katy Perry Tanggapi Kritik Pedas: Dunia Maya adalah Ruang Pembuangan Luka

Katy Perry baru-baru ini mencurahkan isi hatinya mengenai berbagai tantangan yang dihadapinya, menanggapi komentar dari penggemar asal Brasil. Melalui unggahan yang menyentuh, ia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para penggemar yang telah mendukungnya selama ini.

"Saya sangat berterima kasih kepada kalian semua. Kita telah bersama-sama menjalani perjalanan yang luar biasa," tulis Perry, mengungkapkan kedekatannya dengan para penggemarnya. Ia menambahkan bahwa dukungan mereka memungkinkannya untuk tetap menjadi diri sendiri, terbuka, dan jujur. Perry juga menyatakan antusiasmenya untuk bertemu dengan penggemar di seluruh dunia dalam tur mendatang.

Menanggapi kritik yang kerap dilontarkan di dunia maya, Perry memberikan jawaban yang lugas. Ia menyebut internet sebagai "tempat sampah bagi mereka yang belum sembuh," dan menyatakan bahwa ia menerima kritikan tersebut dengan lapang dada. Alih-alih membalas dengan kemarahan, ia memilih untuk mengirimkan cinta, menyadari bahwa banyak orang yang terluka dan mencari pelampiasan di dunia maya.

Perry menegaskan bahwa ia kini memiliki pemahaman yang lebih baik tentang dirinya sendiri, mampu membedakan antara realitas dan kepalsuan, serta fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Baginya, hal terpenting saat ini adalah para penggemar setia yang menunggunya di atas panggung.

"Saya tahu saya tidak sempurna, tetapi saya tahu bahwa saya sudah cukup menjadi diri sendiri," ujarnya dengan percaya diri. Ia mengakui bahwa ia telah mengalami jatuh bangun dalam hidupnya, namun ia selalu bangkit kembali dan terus berjuang. "Melalui petualangan saya yang babak belur dan penuh luka ini, saya terus melihat cahaya," tambahnya.

Namun, kembalinya Katy Perry ke dunia musik memang tidak berjalan mulus. Album terbarunya, "143," yang dirilis pada 20 September 2024, menerima ulasan negatif dari para kritikus. Di Metacritic, album tersebut hanya meraih skor 37 dari 100. Dari segi penjualan, album ini juga kurang memuaskan, dengan hanya 100 ribu kopi terjual di Amerika Serikat hingga Desember 2024, dan hanya bertahan selama dua minggu di tangga lagu Billboard 200.

Tur "The Lifetimes" juga tidak luput dari kritikan. Penampilan panggung dan gerakan tari Perry dianggap kurang menarik oleh sebagian netizen. Beberapa bahkan berpendapat bahwa tur ini bisa menjadi akhir dari karirnya. Koreografi dramatis yang seharusnya memukau, justru dinilai sebagai gimmick yang kurang matang.

Terlepas dari tantangan dan kritikan yang dihadapi, Katy Perry tetap optimis dan bersemangat untuk terus berkarya dan menghibur para penggemarnya. Ia menjadikan kritikan sebagai motivasi untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik lagi.