Era Baru di San Antonio: Gregg Popovich Gantung Taktik, Estafet Kepemimpinan Diserahkan

Setelah hampir tiga dekade memimpin San Antonio Spurs, Gregg Popovich secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi kepelatihan. Keputusan ini menandai berakhirnya sebuah era gemilang dalam sejarah NBA, di mana Popovich tidak hanya dikenal sebagai seorang pelatih, tetapi juga sebagai ikon dan arsitek kesuksesan tim asal Texas tersebut.

Pengumuman tersebut disampaikan oleh pihak Spurs pada Jumat malam, yang mengonfirmasi bahwa Popovich akan beralih peran menjadi Presiden Klub mulai musim depan. Langkah ini mengakhiri spekulasi yang telah beredar luas, terutama mengingat kondisi kesehatan Popovich yang dikabarkan menurun dalam beberapa waktu terakhir. Absennya Popovich sejak November lalu, akibat stroke ringan sebelum pertandingan melawan Minnesota Timberwolves, semakin memperkuat indikasi akan masa pensiunnya.

Dalam pernyataan resminya, Popovich mengungkapkan bahwa keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kondisi fisiknya dan keinginan untuk memberikan kesempatan kepada generasi penerus. "Saya memutuskan inilah saat yang tepat untuk mengundurkan diri sebagai pelatih kepala, sekalipun cinta dan hasrat saya masih ada untuk olahraga ini," ujarnya. Popovich juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah mendukungnya selama ini, termasuk para pemain, pelatih, staf, dan terutama para penggemar setia Spurs.

Gregg Popovich memulai perjalanannya bersama Spurs pada tahun 1988 sebagai asisten pelatih. Sempat singkat berkiprah di Golden State Warriors, ia kembali ke Spurs pada tahun 1996 dan sejak saat itu, ia memimpin tim dengan tangan besi dan visi yang jelas. Di bawah kepemimpinannya, Spurs menjelma menjadi kekuatan dominan di NBA, meraih lima gelar juara (1999, 2003, 2005, 2007, dan 2014). Ia juga mencatatkan rekor sebagai pelatih dengan kemenangan musim reguler terbanyak dalam sejarah NBA, yakni 1.422 laga, serta 170 kemenangan di babak Playoff.

Keberhasilan Popovich tidak hanya diukur dari jumlah trofi yang diraih, tetapi juga dari kemampuannya dalam mengembangkan bakat-bakat muda menjadi pemain bintang. Di bawah bimbingannya, pemain seperti David Robinson, Tim Duncan, Manu Ginobili, Tony Parker, Kawhi Leonard, dan yang terbaru Victor Wembanyama, berhasil mencapai puncak performa mereka dan memberikan kontribusi besar bagi tim.

Peninggalan Popovich di Spurs tidak hanya terbatas pada prestasi di lapangan, tetapi juga pada budaya tim yang kuat dan berkarakter. Ia dikenal sebagai sosok yang menjunjung tinggi nilai-nilai seperti kerja keras, disiplin, dan kebersamaan. Filosofi kepelatihannya yang unik dan inovatif telah menginspirasi banyak pelatih lain di seluruh dunia.

Dengan mundurnya Popovich, tampuk kepemimpinan di Spurs akan diserahkan kepada Mitch Johnson, yang telah menjabat sebagai asisten pelatih selama beberapa musim terakhir. Johnson akan memulai debutnya sebagai pelatih kepala pada musim depan, dengan harapan dapat melanjutkan tradisi kesuksesan yang telah dibangun oleh Popovich.

Kepergian Popovich meninggalkan lubang besar di hati para penggemar Spurs dan seluruh komunitas NBA. Namun, warisan yang ditinggalkannya akan terus hidup dan menginspirasi generasi pemain dan pelatih di masa depan. Gregg Popovich bukan hanya seorang pelatih, tetapi juga seorang legenda yang akan selalu dikenang dalam sejarah olahraga basket.

Posisi Popovich sebagai pelatih terlama dalam sejarah olahraga Amerika Serikat akan sulit untuk ditandingi. Di NBA, rekor pelatih terlama kini dipegang oleh Erik Spoelstra dari Miami Heat, yang telah memimpin timnya selama 17 tahun.

Berikut daftar pemain hebat yang pernah diasuh oleh Gregg Popovich:

  • David Robinson
  • Tim Duncan
  • Manu Ginobili
  • Tony Parker
  • Kawhi Leonard
  • Victor Wembanyama