Zubieta: Kawah Candradimuka Real Sociedad yang Menghasilkan Bintang Dunia
Real Sociedad sangat mengandalkan akademi Zubieta sebagai sumber utama talenta untuk memperkuat tim utama mereka. Akademi ini bahkan telah menghasilkan dua pemain yang berhasil meraih gelar juara dunia.
Zubieta bukan sekadar tempat latihan bagi tim berjuluk La Real, melainkan juga pusat pengembangan pemain muda yang terletak di perbukitan yang indah. Sebuah tim dari media berkesempatan mengunjungi fasilitas Zubieta pada hari Jumat (2/5/2025) atas undangan LaLiga.
Perjalanan menuju Zubieta melalui jalanan kecil yang teduh dengan pepohonan rindang di kedua sisinya. Ane Arregi, yang bertugas di Departemen Komunikasi Internasional Real Sociedad, menjelaskan bahwa klub memiliki kebijakan untuk mempertahankan 80% pemain akademi dalam skuad utama, sementara 20% sisanya diisi oleh pemain terbaik dari seluruh dunia.
Mikel Oyarzabal, Martin Zubimendi, Alvaro Odriozola, Igor Zubeldia, dan Pablo Marin adalah contoh nyata pemain-pemain jebolan akademi Zubieta yang menjadi tulang punggung Real Sociedad saat ini. Klub sangat bangga ketika Oyarzabal mencetak gol penentu kemenangan Spanyol atas Inggris di final Euro 2024.
"Semua pemain ini, dalam waktu dan situasi yang berbeda, memiliki kemampuan untuk bersinar. Kami sangat bangga," kata Luki Uriarte, Direktur Sepak Bola Akar Rumput Real Sociedad di Zubieta.
Sebelum Oyarzabal, Zubieta telah melahirkan bakat-bakat lain yang luar biasa. Dua nama yang paling menonjol adalah Xabi Alonso dan Antoine Griezmann. Keduanya berhasil mengantarkan negara masing-masing meraih gelar juara Piala Dunia. Xabi Alonso menjadi bagian dari tim Spanyol yang menjuarai Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, sementara Antoine Griezmann membawa Prancis juara Piala Dunia 2018 di Rusia.
Kisah Antoine Griezmann menjadi contoh menarik tentang bagaimana Zubieta memberikan kesempatan kepada pemain yang mungkin terlewatkan oleh klub lain. Luki Uriarte menceritakan bahwa Griezmann ditolak oleh banyak klub Prancis karena posturnya yang tidak ideal.
Griezmann lahir dan besar di Macon, Prancis. Meskipun tidak memiliki perawakan yang ideal, Real Sociedad melihat potensi dalam dirinya dan memberikan kesempatan untuk bergabung dengan akademi mereka. Griezmann kecil, dengan dukungan keluarganya, rela menyeberang perbatasan demi mengejar impiannya sebagai pemain sepak bola.
"Kami melihat bahwa dari sudut pandang teknik sepak bola, dia cocok dengan apa yang kami miliki di sini," jelas Luki Uriarte.
Real Sociedad memberikan perhatian khusus kepada Griezmann, sesuai dengan filosofi klub yang ingin pemain muda tetap terhubung dengan lingkungan tempat mereka tumbuh. Griezmann diberikan jatah libur khusus agar bisa menghabiskan waktu bersama keluarga dan lingkungannya di Macon.
"Kami merawat Antoine dengan baik. Setiap 40 hari, kami memberikan libur 15 hari agar dirinya tetap bisa berada di lingkungannya."
Luki Uriarte, yang juga pernah menjadi pelatih Griezmann, sangat memahami perkembangan pemain tersebut.
"Saya beruntung melatih generasi 1991 dengan pemain seperti Antoine Griezmann, Inigo Martinez, Jon Gaztanaga. Pada tahun kedua Griezmann di sini, saya adalah pelatihnya."
Uriarte menambahkan bahwa meskipun perkembangan Griezmann sedikit lebih lambat dibandingkan pemain lain di tim junior, ia mampu dengan cepat beradaptasi dan naik ke tim utama setelah bergabung dengan tim B Real Sociedad (Sanse) di divisi dua.
"Dia unggul dibanding pemain lain dari sisi teknik, tapi kedua elemen (teknik dan fisik) harus digabungkan. Kami punya sebuah istilah 'Ketika Antoine bermain, matahari muncul'," pungkas Luki Uriarte.