Eksplorasi Kuliner Serumpun: Persamaan dan Perbedaan Cita Rasa Malaysia dan Indonesia
Malaysia dan Indonesia, dua negara bertetangga yang terikat oleh sejarah dan budaya serumpun, berbagi banyak kesamaan, termasuk dalam dunia kuliner. Kemiripan ini bukan hanya sekadar kebetulan, melainkan cerminan dari akar budaya yang sama, pengaruh dari berbagai peradaban, dan kedekatan geografis.
Kemiripan cita rasa ini menciptakan jembatan budaya yang unik, di mana hidangan-hidangan tertentu seolah menjadi representasi dari persaudaraan kedua bangsa. Namun, di balik kesamaan itu, terdapat pula perbedaan yang menarik, hasil dari adaptasi terhadap bahan-bahan lokal, selera masyarakat, dan pengaruh budaya yang berbeda-beda.
Berikut adalah beberapa contoh hidangan yang menunjukkan persamaan dan perbedaan cita rasa antara Malaysia dan Indonesia:
-
Nasi Goreng: Hidangan sejuta umat ini hadir dalam berbagai variasi di kedua negara. Secara umum, nasi goreng Malaysia cenderung lebih pedas dan kaya rempah, dengan penggunaan cabai dan bumbu yang lebih berani. Sementara itu, nasi goreng Indonesia sering kali lebih kaya akan topping, seperti suwiran ayam, sosis, atau bakso. Perbedaan lainnya terletak pada cara memasak dan aroma yang dihasilkan, di mana nasi goreng Malaysia terkadang memiliki sentuhan rasa China-Muslim yang lebih ringan, sementara nasi goreng Indonesia sering kali lebih berminyak dan beraroma kuat karena penggunaan bumbu halus yang ditumis terlebih dahulu.
-
Nasi Gurih/Lemak/Uduk: Nasi yang dimasak dengan santan ini menjadi hidangan sarapan populer di kedua negara. Nasi lemak Malaysia biasanya hanya menggunakan santan, garam, daun pandan, dan serai, menghasilkan aroma yang lembut dan ringan. Sementara itu, nasi uduk Indonesia sering kali menggunakan lebih banyak bumbu, seperti daun salam, lengkuas, dan bawang putih, menciptakan rasa yang lebih kompleks dan berempah. Perbedaan juga terletak pada lauk pelengkapnya, di mana nasi lemak biasanya disajikan dengan sambal tumis, telur rebus, ikan bilis goreng, kacang tanah, dan timun, sedangkan nasi uduk Betawi dilengkapi dengan telur dadar, ayam goreng, semur, tahu tempe goreng, bihun goreng, dan sambal kacang.
-
Kari: Dipengaruhi oleh masakan India, kari Malaysia dan Indonesia memiliki kesamaan dalam penggunaan santan dan rempah-rempah seperti ketumbar, jintan, kunyit, dan lengkuas. Namun, kari Indonesia cenderung menggunakan rempah yang lebih beragam, tergantung pada daerahnya, dengan tambahan rempah lokal seperti kemiri dan terasi. Dalam hal penyajian, kari Malaysia lebih sering dipadukan dengan hidangan seperti nasi kandar atau laksa kari, sementara di Indonesia, kari bisa menjadi bagian dari hidangan gulai atau sayuran. Cita rasa kari Malaysia juga dikenal lebih pedas dengan aromatik yang dominan, sedangkan kari Indonesia cenderung lebih kompleks dan beragam, dengan variasi rasa pedas, manis, atau gurih tergantung daerah.
-
Laksa: Hidangan berkuah gurih berbahan dasar santan ini populer di seluruh Asia Tenggara. Terdapat berbagai jenis laksa di setiap negara, termasuk Indonesia dan Malaysia. Laksa Malaysia biasanya memiliki kuah berwarna kuning, merah, atau kehitaman karena penggunaan banyak rempah-rempah, sedangkan laksa Indonesia rata-rata berwarna kuning saja. Perbedaan ini mencerminkan kekayaan rempah dan variasi cita rasa yang dimiliki oleh masing-masing negara.
-
Apam Balik/Terang Bulan: Kue manis yang dikenal dengan nama berbeda di kedua negara ini memiliki bentuk dan komposisi yang serupa. Terbuat dari adonan tepung terigu, santan kelapa, dan telur, apam balik atau terang bulan ditaburi dengan gula, kacang, jagung, atau topping lainnya. Cara memasaknya pun sama, yaitu adonan digoreng tipis lalu dilipat dan diisi dengan berbagai macam topping. Meskipun namanya berbeda, hidangan ini menjadi simbol dari persamaan selera dan tradisi kuliner antara Malaysia dan Indonesia.
Eksplorasi kuliner antara Malaysia dan Indonesia menawarkan perjalanan yang menarik untuk memahami akar budaya yang sama dan evolusi cita rasa yang unik. Persamaan dan perbedaan yang ada menjadi kekayaan yang patut dibanggakan dan dilestarikan.