Peringatan Hari Buruh: Pekerja Disabilitas Serukan Kesetaraan dan Aksesibilitas di Tempat Kerja
Jakarta - Di tengah perayaan Hari Buruh Internasional yang meriah di Monas, Jakarta Pusat, pasangan suami istri penyandang disabilitas, Munandar Safri dan Lifiana, turut menyampaikan aspirasi mereka. Keduanya, yang telah lama berkecimpung di dunia kerja, menekankan pentingnya kepercayaan dan penyediaan fasilitas yang memadai bagi pekerja disabilitas.
Lifiana, yang telah 13 tahun menjadi operator produksi di PT Omron Manufacturing Indonesia, menuturkan bahwa potensi pekerja disabilitas seringkali terabaikan karena keraguan terhadap kemampuan mereka. "Penerimaan dan kepercayaan adalah kunci. Di balik keterbatasan, terdapat kelebihan yang signifikan," ujarnya.
Senada dengan istrinya, Munandar, yang bekerja di bagian teknik selama 12 tahun, mengapresiasi kebijakan inklusif di tempat kerjanya. Ia menjelaskan bahwa PT Omron Manufacturing Indonesia mempekerjakan banyak karyawan disabilitas, termasuk tuna rungu, tuna daksa, dan tuna wicara. Perusahaan tersebut menjunjung tinggi kesetaraan dan menghilangkan diskriminasi.
"Tidak ada perbedaan perlakuan di perusahaan kami. Semua karyawan memiliki status yang sama, dan sosialisasi tentang non-diskriminasi telah dilakukan sejak awal," jelas Lifiana.
Namun, pasangan ini menyayangkan masih banyak perusahaan yang enggan mempekerjakan penyandang disabilitas dengan alasan kurangnya fasilitas pendukung. Lifiana berpendapat bahwa alasan ini tidak relevan, mengingat kebutuhan fasilitas bagi penyandang disabilitas serupa dengan kelompok lain seperti lansia dan ibu hamil. Ia menekankan bahwa tempat kerja seharusnya menyesuaikan diri dengan kebutuhan pekerja, bukan sebaliknya.
"Perusahaan dapat menyediakan pijakan kaki sederhana untuk pekerja yang kakinya menggantung saat duduk," contohnya.
Baik Munandar maupun Lifiana adalah alumni Balai Latihan Kerja (BLK) di Cibinong, Bogor. Mereka mendapatkan pelatihan melalui program yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial dari provinsi asal masing-masing. PT Omron kemudian merekrut mereka, bersama dengan lebih dari 20 penyandang disabilitas lainnya, dari BLK tersebut.
"Kami dikirim ke BLK melalui Dinas Sosial, dan perusahaan-perusahaan mencari tenaga kerja dari sana," jelas Lifiana.
Menyadari masih sedikitnya perusahaan yang membuka kesempatan bagi penyandang disabilitas, Munandar dan Lifiana berharap Hari Buruh menjadi momentum perubahan. Mereka berharap pemerintah lebih proaktif mendorong perusahaan untuk menciptakan lapangan kerja yang setara dan adil bagi semua.
"Kami berharap pemerintah lebih memperhatikan dan perusahaan tidak ragu untuk menerima kami. Kepercayaan adalah hal utama yang kami butuhkan," kata Lifiana.
Pasangan ini juga mendorong perusahaan untuk aktif mencari calon tenaga kerja disabilitas melalui kanal-kanal resmi pemerintah. Mereka menegaskan bahwa Hari Buruh bukan hanya tentang upah dan jam kerja, tetapi juga tentang hak semua warga negara untuk mendapatkan kesempatan yang sama di dunia kerja.
"Kami mampu, hanya belum diberi kesempatan. Jika ada niat, perusahaan dapat mencari melalui dinas sosial," pungkas Lifiana.
### Daftar Kebutuhan Fasilitas Pekerja Disabilitas:
- Pijakan kaki untuk pekerja yang kakinya menggantung saat duduk
- Aksesibilitas bangunan dan ruangan
- Penyediaan alat bantu kerja yang sesuai
- Komunikasi yang efektif dan inklusif