Presiden Prabowo Hadiri May Day 2025, Momentum Rangkul Aspirasi Pekerja

Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmennya terhadap isu perburuhan dengan menghadiri perayaan Hari Buruh Internasional (May Day) 2025 di Lapangan Monas, Jakarta. Kehadiran orang nomor satu di Indonesia ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah berupaya membangun dialog dan kepercayaan dengan kelompok pekerja. Langkah ini dipandang sebagai upaya penting untuk merespons berbagai tuntutan dan harapan yang selama ini disuarakan oleh para buruh.

Kehadiran Prabowo bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di acara tersebut bukan sekadar seremoni belaka. Peneliti Senior Pusat Riset Politik BRIN, Lili Romli, menilai bahwa momen ini dapat menjadi titik awal yang positif untuk meningkatkan dukungan kelompok buruh terhadap pemerintah. Menurutnya, dengan hadir dan memfasilitasi perayaan May Day, pemerintah menunjukkan keberpihakannya kepada para pekerja dan mulai memikirkan nasib mereka.

Lili Romli juga menekankan pentingnya pemerintah untuk tidak hanya berhenti pada simbolisasi kehadiran. Menurutnya, tantangan utama adalah bagaimana menerjemahkan komitmen tersebut ke dalam kebijakan-kebijakan konkret yang dapat mengatasi persoalan-persoalan mendasar yang dihadapi buruh. Isu-isu seperti kesejahteraan, upah yang layak, akses pendidikan bagi anak-anak buruh, dan perumahan yang layak masih menjadi pekerjaan rumah yang besar.

Sebagai informasi tambahan, kehadiran Prabowo di May Day 2025 mencatatkan sejarah tersendiri. Ia menjadi presiden kedua yang menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional setelah Presiden Soekarno pada tahun 1965. Soekarno dikenal sebagai pemimpin yang memiliki perhatian besar terhadap kaum buruh. Di era pemerintahannya, ia meneken Undang-Undang Kerja Nomor 12 Tahun 1948 yang secara resmi menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh.

Dalam pidatonya di hadapan ribuan buruh, Prabowo mengumumkan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Langkah ini merupakan respons langsung terhadap aspirasi yang disampaikan oleh para pimpinan serikat buruh, termasuk Presiden Partai Buruh Said Iqbal dan Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jumhur Hidayat.

"Kita tidak akan membiarkan rakyat kita, kita tidak akan membiarkan pekerja-pekerja di-PHK seenaknya," tegas Prabowo. Ia menambahkan bahwa negara akan hadir untuk melindungi hak-hak pekerja dan tidak akan ragu untuk turun tangan jika diperlukan. Komitmen ini disambut dengan sorak sorai dan tepuk tangan meriah dari para buruh yang hadir.