Kisah Inspiratif Marhamah: Jemaah Haji 104 Tahun Asal Pamekasan dengan Resep Panjang Umur
Marhamah: Semangat Ibadah Haji di Usia Senja
Di usianya yang mencapai 104 tahun, Marhamah, seorang calon jemaah haji (calhaj) asal Pamekasan, Jawa Timur, menunjukkan semangat yang luar biasa untuk menunaikan rukun Islam kelima. Sosok inspiratif ini membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk meraih impian, termasuk mengunjungi Baitullah.
Marhamah, yang dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci pada musim haji tahun ini, menjadi perhatian banyak orang karena usianya yang sudah sangat lanjut. Namun, di balik usia senjanya, tersembunyi rahasia kebugaran dan vitalitas yang patut diteladani. Salah satu kunci panjang umurnya adalah kebiasaan mengonsumsi jamu tradisional racikan sendiri.
Resep Panjang Umur: Jamu Tradisional dan Pola Makan Alami
Menurut penuturan Ayamah, salah satu putri Marhamah, ibundanya secara rutin meracik jamu dari bahan-bahan alami yang mudah ditemukan di sekitar rumahnya. Bahan-bahan seperti temulawak, kunyit, dan konceh menjadi ramuan andalan yang dipercaya menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Tak hanya itu, Marhamah juga menambahkan telur ayam kampung ke dalam jamu racikannya.
"Ibu sudah lama sekali melakukan ini," ujar Ayamah.
Selain mengonsumsi jamu tradisional, Marhamah juga sangat memperhatikan pola makannya. Ia terbiasa mengonsumsi sayur-mayur segar tanpa tambahan bahan pengawet atau penyedap rasa. Pola makan alami ini dipertahankan Marhamah sejak muda hingga usia senjanya.
"Menu makanan ibu masih alami seperti dulu. Jarang sekali menggunakan bahan pengawet atau penyedap rasa," imbuh Ayamah.
Mandiri dan Aktif di Usia Senja
Saat ditemui di kediamannya di Desa Palengaan Laok, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, Marhamah terlihat sedang mempersiapkan perlengkapan ibadahnya. Meskipun penglihatannya sudah tidak setajam dulu, ia tetap berusaha mandiri dan tidak ingin merepotkan orang lain. Dengan cekatan, ia melipat pakaian ihram dan mukena.
Menurut Ayamah, Marhamah masih aktif melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk membantu menggarap sawah. Semangatnya untuk bekerja keras dan mencari nafkah patut diacungi jempol. Bahkan, biaya keberangkatan hajinya pun diperoleh dari hasil jerih payahnya sendiri, yakni dari membuat genteng dan bertani.
"Ibu kan petani. Jadi, sudah biasa ke sawah setiap hari," jelas Ayamah.
Marhamah juga dikenal sebagai sosok yang taat beribadah. Selain menjaga asupan makanan dan minuman, ia juga rutin membaca amalan-amalan yang diajarkan oleh kyai, terutama setelah shalat Subuh dan Maghrib.
Menunaikan Haji Setelah Umrah
Marhamah telah mendaftar haji sejak tahun 2019. Namun, karena daftar tunggu yang panjang, keluarganya memutuskan untuk memberangkatkannya umrah terlebih dahulu pada tahun 2022. Saat itu, Marhamah berangkat umrah seorang diri karena merasa masih kuat dan sehat.
"Ibu sudah umrah dulu karena antrean haji lama dan kami khawatir karena usianya sudah sepuh," tutur Ayamah.
Kini, Marhamah siap mewujudkan impiannya untuk menunaikan ibadah haji. Ia akan didampingi oleh Ayamah, yang masuk kategori jemaah calon haji pendamping. Keberangkatan Marhamah ke Tanah Suci menjadi bukti bahwa semangat dan tekad yang kuat dapat mengalahkan segala keterbatasan.
"Nanti saya akan mendampingi ibu menunaikan ibadah haji," pungkas Ayamah.