Delapan Penulis Tangerang Selatan Kolaborasikan Bakat dalam Antologi 'Kedai Kopi dan Rahasia'
Delapan Penulis Tangerang Selatan Kolaborasikan Bakat dalam Antologi 'Kedai Kopi dan Rahasia'
Dari pertemuan rutin di kedai kopi, delapan penulis berbakat yang tergabung dalam kelompok 'Tangsis' di Tangerang Selatan, berhasil menciptakan sebuah karya kolaboratif yang memikat: antologi cerita pendek berjudul 'Kedai Kopi dan Rahasia'. Buku setebal 374 halaman ini merupakan perpaduan unik dari berbagai genre, mulai dari metropop dan teenlit hingga young adult dan thriller kriminal, sebuah bukti sinergi kreatif yang luar biasa.
Para penulis, yang terdiri dari Aghnia Sofyan, Altami ND, Ayu Rianna, Ayu Welirang, Flara Deviana, Hening Swastika, Lia Nurida, dan Sasa Ahadiah, masing-masing membawa keahlian dan gaya menulis yang berbeda. Namun, ketiadaan keseragaman genre justru menjadi kekuatan 'Kedai Kopi dan Rahasia'. Setiap cerita, meskipun berbeda dalam tema dan gaya, terjalin apik dalam semesta fiksi yang mereka sebut Luminaverse, sebuah dunia yang dihidupkan melalui kedai kopi sebagai titik temu utama. Proses kreatif ini, seperti diungkapkan Ayu Rianna, berawal dari pertemuan-pertemuan santai yang awalnya lebih fokus pada pembuatan konten untuk pengembangan diri, namun kemudian bertransformasi menjadi proyek menulis bersama.
Beragam Rasa, Beragam Cerita:
Buku ini menawarkan beragam cerita, selayaknya menu di sebuah kedai kopi yang menawarkan berbagai pilihan rasa. Hening Swastika, misalnya, menulis tentang seorang penikmat kopi ulung, meskipun ia sendiri bukan penikmat kopi. Proses riset yang dilakukannya, dengan bertanya kepada teman-teman yang memahami seluk-beluk kopi, menjadi kunci keberhasilannya dalam menciptakan karakter yang hidup dan autentik. Sasa Ahadiah, di sisi lain, terinspirasi oleh pengalamannya mencicipi kopi Aceh Gayo, menciptakan cerita yang menggambarkan kerinduan akan sebuah rasa yang berkesan. Ayu Rianna, penulis yang gemar kisah sejarah Majapahit, mengarang cerita dengan sentuhan reinkarnasi. Ayu Welirang, penulis thriller, menampilkan mantan narapidana sebagai tokoh utama. Aghnia Sofyan mengambil inspirasi dari pengalamannya berlayar ke Kupang, dengan seorang pelaut sebagai tokoh sentral.
Selain minuman, kedai kopi dalam Luminaverse juga menyajikan hidangan lain, seperti mi goreng bawang yang terinspirasi dari resep Lia Nurida. Kisah para karakter ini dipersatukan oleh Abi, sang pemilik kedai kopi, yang kisah sedihnya diungkapkan Flara Deviana di bagian akhir buku. Keunikan buku ini juga terletak pada proses penerbitannya yang dilakukan secara mandiri (self-publishing), memberikan para penulis kebebasan penuh dalam mengelola proses kreatif hingga pemasaran.
Kolaborasi dan Harapan untuk Masa Depan:
Proses penerbitan buku ini, dari penentuan editor, ilustrator, hingga percetakan, dilakukan secara kolaboratif. Setiap anggota Tangsis memiliki tanggung jawab masing-masing, namun mereka selalu bekerja sama, memastikan agar setiap detail terjaga dengan baik. 'Kedai Kopi dan Rahasia' bukanlah sekadar kumpulan cerita, tetapi juga sebuah manifestasi kerja sama tim yang solid dan berdedikasi. Kesuksesan buku ini telah mendorong 'Tangsis' untuk melanjutkan petualangan di Luminaverse, bahkan membuka pintu bagi penulis lain untuk bergabung dalam proyek selanjutnya, membuktikan bahwa kreativitas dapat berkembang melalui kolaborasi dan semangat berbagi.
Buku 'Kedai Kopi dan Rahasia' diluncurkan pada 16 Februari 2025 dan dapat diakses lebih lanjut melalui akun Instagram @luminaverse.