Revitalisasi Pariwisata Kepulauan Seribu: Standar Internasional dan Potensi Budaya Terabaikan
Kepulauan Seribu, destinasi wisata bahari populer di kalangan warga Jabodetabek, menyimpan potensi besar yang belum sepenuhnya tergali. Meskipun menawarkan keindahan alam yang memikat, pengembangan pariwisata di wilayah ini masih menghadapi sejumlah tantangan mendasar.
Pengamat pariwisata, Profesor Azril Azhari, menekankan pentingnya peningkatan standar pariwisata di Kepulauan Seribu. Ia berpendapat bahwa keindahan alam saja tidak cukup untuk menarik wisatawan mancanegara dan domestik dalam jangka panjang. Aspek-aspek seperti keamanan, aksesibilitas, dan pengelolaan yang berkelanjutan juga perlu diperhatikan.
Menurut Azril, konsep small island tourism yang populer di luar negeri belum diterapkan secara optimal di Kepulauan Seribu. Ia menjelaskan bahwa small island tourism menekankan pada identifikasi karakteristik unik setiap pulau, termasuk luas, potensi wisata, dan akomodasi yang tersedia. Padahal, Kepulauan Seribu memiliki potensi wisata yang beragam, mulai dari wisata pantai, wisata bawah air (snorkeling dan diving), hingga wisata di atas air (berbagai permainan air).
Azril juga menyoroti kurangnya perhatian terhadap aspek budaya di Kepulauan Seribu. Ia mengungkapkan bahwa setiap pulau memiliki budaya yang berbeda, yang seharusnya dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Misalnya, Pulau Tidung memiliki percampuran budaya Dayak dari Raja Tidung XIII, sementara Pulau Kelapa-Harapan dihuni oleh keturunan suku Bugis. Keunikan budaya ini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan jika dikelola dengan baik.
Selain itu, Azril juga menyoroti potensi wisata lain yang belum dimanfaatkan secara maksimal, seperti bird watching di Pulau Pramuka. Ia meyakini bahwa Pulau Pramuka memiliki potensi yang lebih besar daripada Papua dalam hal bird watching karena fenomena migrasi burung yang terjadi di sana.
Aksesibilitas juga menjadi perhatian utama. Saat ini, akses menuju Kepulauan Seribu masih terbatas pada kapal kayu tradisional dan kapal Dinas Perhubungan (Dishub). Azril mengusulkan pembangunan fasilitas kapal amfibi sebagai alternatif transportasi yang lebih cepat dan nyaman.
Azril mengapresiasi inisiatif BRI dalam menyediakan layanan perbankan terapung di Kepulauan Seribu. Ia berharap pemerintah dapat meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait, termasuk polisi pariwisata, untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan wisatawan.
Pakar pariwisata tersebut menyampaikan kesediaannya untuk membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam membenahi pariwisata Kepulauan Seribu. Ia berharap Kepulauan Seribu dapat menjadi destinasi wisata bahari yang berkelas dunia dengan pengelolaan yang berkelanjutan dan memperhatikan aspek budaya serta lingkungan.
Potensi Wisata yang dapat dikembangkan:
- Wisata Pantai
- Wisata Bawah Air (Snorkeling dan Diving)
- Wisata di Atas Air (Permainan Air)
- Wisata Budaya (Mengangkat Keunikan Budaya Setiap Pulau)
- Bird Watching (Pengamatan Burung)
Aksesibilitas yang perlu ditingkatkan:
- Pembangunan Fasilitas Kapal Amfibi
- Penambahan Armada Kapal yang Memadai
Dengan pengelolaan yang tepat dan perhatian yang lebih besar, Kepulauan Seribu memiliki potensi untuk menjadi destinasi wisata yang lebih menarik dan berkelanjutan.