Sungai Citarum Didera Sampah Plastik, PLTA Saguling Terancam
Tumpukan Sampah Plastik Ancam Kelestarian Sungai Citarum
Sungai Citarum, salah satu sungai terpanjang dan terpenting di Jawa Barat, kembali menghadapi permasalahan serius. Ratusan ton sampah, didominasi sampah plastik, menumpuk di sepanjang aliran sungai, khususnya di wilayah Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat. Tumpukan sampah ini menjadi ancaman nyata bagi kelestarian ekosistem sungai dan keberlangsungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling.
Pada sebuah aksi bersih-bersih sungai yang melibatkan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dan ratusan aktivis lingkungan, terlihat jelas betapa parahnya kondisi Sungai Citarum. Sampah-sampah plastik tersebut merupakan kiriman dari wilayah hulu, meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi. Kondisi ini menunjukkan bahwa permasalahan sampah di Sungai Citarum merupakan masalah lintas wilayah yang membutuhkan solusi komprehensif.
Dampak Serius Bagi Lingkungan dan PLTA Saguling
Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi ini. Ia menekankan bahwa sampah plastik merupakan jenis sampah yang paling sulit diurai dan membutuhkan penanganan khusus. Padahal, sampah plastik memiliki potensi untuk diolah kembali menjadi bahan baku produk yang bernilai ekonomis. Jeje mencontohkan pengolahan sampah plastik di Bening Saguling, yang mampu menghasilkan nilai tambah dari sampah yang dipilah dan dipilih dengan baik.
Selain sampah plastik, pertumbuhan eceng gondok yang pesat di Waduk Saguling juga menjadi perhatian serius. Senior Manager PLN Indonesia Power UBP Saguling, Doni Bakar, menjelaskan bahwa eceng gondok dapat mempercepat laju sedimentasi waduk, yang pada akhirnya akan memperpendek usia waduk dan mengganggu operasional PLTA. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), setiap harinya sekitar 200 ton sampah mencemari Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, dengan dominasi sampah plastik.
Sampah-sampah yang terbawa aliran Sungai Citarum akan bermuara di Waduk Saguling, menyebabkan pendangkalan dan memperburuk kualitas air. Endapan sampah dan zat-zat korosif yang terkandung di dalamnya dapat merusak peralatan PLTA, sehingga membutuhkan perawatan yang lebih intensif dan meningkatkan biaya operasional. Kondisi ini pada akhirnya dapat mengancam pasokan listrik untuk wilayah Jawa-Bali.
Perlunya Solusi Komprehensif dan Kolaborasi
Permasalahan sampah di Sungai Citarum bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, tetapi juga membutuhkan kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat. Edukasi mengenai pengelolaan sampah yang baik dan benar, serta penerapan sistem pengelolaan sampah yang terpadu, menjadi kunci utama dalam mengatasi permasalahan ini.
Selain itu, diperlukan pula kolaborasi yang erat antara pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat dalam upaya membersihkan dan melestarikan Sungai Citarum. Dukungan teknologi dan investasi untuk pengolahan sampah yang modern dan ramah lingkungan juga sangat dibutuhkan. Dengan upaya bersama, diharapkan Sungai Citarum dapat kembali menjadi sumber kehidupan dan energi yang berkelanjutan bagi masyarakat Jawa Barat dan sekitarnya.