Indonesia Pertimbangkan Ekspor Beras di Tengah Surplus Nasional dan Permintaan Negara Tetangga

Indonesia Pertimbangkan Ekspor Beras di Tengah Surplus Nasional dan Permintaan Negara Tetangga

Indonesia tengah mempertimbangkan untuk membuka keran ekspor beras ke negara-negara tetangga, seiring dengan proyeksi surplus stok beras nasional. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa stok beras pemerintah diperkirakan akan mencapai 4 juta ton dalam waktu dekat. Hal ini didorong oleh penyerapan beras oleh Perum Bulog yang mencapai angka tertinggi dalam 20 tahun terakhir, yaitu 50.000 ton per hari.

Mentan Amran menyampaikan hal ini usai menerima kunjungan Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Kelautan Jepang, Eto Taku, di Jakarta. Kebanggaan atas capaian ini juga diutarakan Amran dalam pertemuannya dengan Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia, Datuk Seri Mohammad Bin Sabu. Dalam pertemuan tersebut, Malaysia menyampaikan minatnya untuk mengimpor beras dari Indonesia. Meskipun demikian, Amran menyatakan bahwa prioritas saat ini adalah menjaga stabilitas stok beras dalam negeri.

Restu Presiden dan Pertimbangan Kepala Bapanas

Wacana ekspor beras ini juga telah mendapatkan lampu hijau dari Presiden Prabowo Subianto. Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia harus membuktikan diri sebagai negara yang mampu berkontribusi, bukan hanya meminta bantuan. Persetujuan ini didasari oleh kalkulasi bahwa produksi beras dalam negeri sudah mencukupi, bahkan surplus, sehingga memungkinkan untuk memenuhi permintaan dari negara lain.

Namun, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memberikan catatan penting terkait rencana ekspor ini. Ia menekankan pentingnya memprioritaskan pemenuhan cadangan pangan nasional sebelum membuka keran ekspor. Menurutnya, cadangan beras harus dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi hingga akhir tahun. Bapanas memperkirakan surplus beras pada Mei 2025 dapat mencapai 1,68 juta ton.

Tantangan Mempertahankan Produksi

Arief juga menyoroti tantangan dalam mempertahankan tingkat produksi beras. Luas lahan tanam padi seluas 6,61 juta hektar harus dijaga agar produksi tidak turun di bawah kebutuhan nasional, yang rata-rata 2,5 hingga 2,6 juta ton per bulan. Pemerintah akan terus memantau neraca pangan secara berkala untuk memastikan ketersediaan beras yang cukup bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Berikut poin-poin penting terkait potensi ekspor beras:

  • Stok Nasional Meningkat: Stok beras pemerintah diproyeksikan mencapai 4 juta ton.
  • Minat Impor Negara Tetangga: Malaysia dan negara lain menunjukkan minat untuk mengimpor beras dari Indonesia.
  • Restu Presiden: Presiden Prabowo memberikan izin untuk ekspor beras.
  • Prioritas Cadangan Pangan: Kepala Bapanas menekankan pentingnya pemenuhan cadangan pangan nasional.
  • Luas Lahan Tanam: Mempertahankan luas lahan tanam padi menjadi kunci menjaga produksi.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor ini, pemerintah akan mengambil keputusan yang tepat terkait potensi ekspor beras, demi menjaga stabilitas pangan nasional dan berkontribusi pada ketahanan pangan regional.