Imbas Insiden Kekerasan, Pelatih Futsal Surabaya Diskors dari Tugas Mengajar

Kasus dugaan kekerasan yang melibatkan seorang pelatih futsal terhadap murid SD berbuntut panjang. Pemerintah Kota Surabaya, melalui Dinas Pendidikan (Dispendik), mengambil tindakan tegas dengan menonaktifkan sementara BAZ (33), oknum pelatih yang bersangkutan, dari tugas mengajar.

Kepala Dispendik Surabaya, Yusuf Masruh, mengungkapkan bahwa langkah ini merupakan instruksi langsung dari Wali Kota Eri Cahyadi sebagai bentuk perhatian serius terhadap kasus kekerasan yang melibatkan anak di bawah umur. BAZ, yang juga berprofesi sebagai guru SD, saat ini tengah menjalani pemeriksaan intensif oleh Inspektorat Kota Surabaya. Sanksi ini berlaku hingga proses hukum yang menjeratnya rampung.

"Guru tersebut tidak diperkenankan mengajar selama proses pemeriksaan berlangsung dan hingga sanksi yang ditetapkan memiliki kekuatan hukum tetap. Orang tua siswa sudah membuat laporan di Polrestabes Surabaya," kata Yusuf.

Kasus ini bermula dari sebuah insiden dalam pertandingan futsal antar sekolah dasar di Surabaya. Video yang viral di media sosial menunjukkan BAZ melakukan tindakan kekerasan terhadap salah seorang pemain dari tim lawan. Korban, BAI (11), diduga mengalami trauma dan bahkan dikabarkan mengalami keretakan tulang ekor akibat insiden tersebut. Keluarga korban pun telah melaporkan kejadian ini ke Polrestabes Surabaya dengan nomor laporan LP/B/389/IV/2025/SPKT/POLRESTABES SURABAYA/POLDA JAWA TIMUR. Pasal yang disangkakan adalah Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, terkait kekerasan terhadap anak. Pantauan di lapangan, BAZ sudah tidak terlihat di sekolah sejak Senin (28/4/2025). Ketidakhadiran ini dikonfirmasi oleh salah seorang guru SDN Simolawang KIP, tempat BAZ bertugas. Namun, pihak sekolah belum memberikan keterangan resmi terkait alasan ketidakhadiran BAZ. Spekulasi yang beredar menyebutkan bahwa kepala sekolah dan bagian kurikulum tengah dipanggil oleh Dispendik untuk memberikan keterangan terkait kasus ini.

Insiden bermula saat pertandingan semifinal antara MI Alhidayah dan SD Simolawang KIP di SMP Labschool Unesa. Setelah memenangkan pertandingan, pemain MI Alhidayah melakukan selebrasi di depan suporter lawan. Tiba-tiba, BAZ berlari ke arah pemain tersebut dan mendorongnya hingga terjatuh. Tindakan ini memicu reaksi dari wasit dan sejumlah orang di lokasi kejadian, sehingga suasana menjadi tegang.

Akun Instagram @surabayakabarmetro, yang pertama kali mengunggah video insiden tersebut, menyebutkan bahwa korban mengalami trauma akibat tindakan kekerasan yang dilakukan oleh BAZ.