Amerika Serikat Desak Rusia Akhiri Konflik Ukraina yang Dianggap Tidak Masuk Akal
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, telah menyampaikan pesan langsung kepada Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengenai komitmen AS untuk mengupayakan penyelesaian konflik di Ukraina. Dalam percakapan tersebut, Rubio menekankan pandangan AS bahwa perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina adalah sebuah tindakan yang tidak masuk akal dan mendesak diakhirinya.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, Rubio menekankan keseriusan Amerika Serikat dalam memfasilitasi penghentian perang yang dianggap tidak rasional ini. Panggilan telepon antara kedua menteri luar negeri itu terjadi menjelang tawaran gencatan senjata selama tiga hari yang diumumkan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang bertepatan dengan peringatan berakhirnya Perang Dunia II di Moskow. Gencatan senjata ini dipandang sebagai momen penting dalam potensi deeskalasi konflik.
Dalam diskusi tersebut, Rubio dan Lavrov membahas langkah-langkah selanjutnya yang mungkin diambil dalam perundingan damai antara Rusia dan Ukraina. Rubio menekankan perlunya mengakhiri perang secepat mungkin untuk menghindari kerugian lebih lanjut dan ketidakstabilan di kawasan. Rubio juga menyatakan bahwa minggu ini akan menjadi periode krusial dalam mengevaluasi efektivitas upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik.
Rubio mengakui adanya alasan untuk optimisme dalam upaya perdamaian ini. Namun, ia juga menekankan pentingnya bersikap realistis mengingat kompleksitas situasi dan berbagai kepentingan yang terlibat. Ia juga menyinggung kemungkinan bahwa Amerika Serikat dapat mempertimbangkan untuk mengalihkan fokus pada prioritas lain jika upaya diplomatik tidak membuahkan hasil yang signifikan. Pernyataan ini mengisyaratkan adanya tekanan waktu dalam upaya AS untuk menengahi perdamaian dan potensi perubahan strategi jika kemajuan tidak tercapai dalam waktu dekat.
Presiden AS, Donald Trump, sebelumnya telah berjanji untuk menghentikan perang di Ukraina pada hari pertama masa jabatannya. Komitmen ini menambah tekanan pada pemerintahan AS untuk mencapai solusi damai yang berkelanjutan. Namun, keberhasilan upaya ini sangat bergantung pada kesediaan semua pihak yang terlibat untuk berkompromi dan bekerja menuju solusi yang dapat diterima bersama.