Ancaman Kesehatan Mengintai di Balik Jendela Kamar Kos Menghadap Lorong

Fenomena kamar kos dengan jendela yang menghadap ke lorong atau ruangan lain di dalam bangunan, terutama marak dijumpai di kawasan padat penduduk dan dekat kampus. Meski tampak sebagai solusi cerdas untuk memaksimalkan ruang, keberadaan jendela semacam ini menyimpan sejumlah potensi masalah kesehatan bagi penghuninya.

Ketua Komite Arsitek Muda ARCASIA sekaligus pengajar di Binus University, Denny Setiawan, menjelaskan bahaya yang mengintai di balik desain kamar kos semacam itu. Menurutnya, minimnya sirkulasi udara dan paparan sinar matahari langsung menjadi pemicu utama masalah kesehatan. Ruangan yang tidak memiliki ventilasi yang baik akan cenderung lembap, menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan kuman dan bakteri.

"Ruangan akan menjadi lembap karena sirkulasi udara tidak mengalir dengan baik. Lalu, proses disinfektan alami yang dilakukan oleh cahaya matahari terhadap kuman-kuman yang biasanya mati karena cahaya matahari langsung itu tidak terjadi. Sehingga di dalam ruangan itu cenderung menjadi justru malah sumber kuman penyakit ada di dalam situ," jelas Denny.

Kelembapan yang tinggi di dalam kamar kos dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius, salah satunya adalah gangguan pada paru-paru. Denny menambahkan, "Kelembapan itu mengakibatkan paru-paru kita mengalami tekanan yang bisa mengakibatkan paru-paru basah. Itu banyak sekali laporan kejadian tentang ruangan yang nggak punya jendela, itu penghuninya paru-parunya bermasalah".

Selain dampak fisik, desain jendela yang menghadap ke dalam juga dapat mempengaruhi kondisi psikologis penghuni kos. Kurangnya akses terhadap pemandangan luar dan paparan sinar matahari dapat memicu perasaan tertekan dan stres. Penghuni cenderung menutup jendela dengan gorden atau penghalang lainnya untuk menjaga privasi, yang semakin memperburuk kondisi ruangan.

"Mereka yang jendela unit kosnya itu menghadap ke lorong, kebanyakan menutup pintu atau akses jendela tersebut dengan gorden atau apapun yang menghalangi view dari luar unit ke dalam. Karena kan banyak orang lalu-lalang ya. Akibatnya ruangan itu senantiasa gelap. Karena tidak pernah melihat udara luar, tidak pernah melihat view luar, mereka cenderung lebih terkukung. Itu yang menyebabkan orang stres," ungkap Denny.

Lantas, bagaimana solusi jika sudah terlanjur menghuni kamar kos dengan desain jendela seperti ini? Denny menyarankan untuk menghindari kos dengan desain seperti ini. Jika tidak memungkinkan, pastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik dengan menggunakan alat bantu seperti air purifier. Alat ini dapat membantu menyaring udara dari kuman dan menjaga kelembapan ruangan tetap terkendali.

Denny juga menyoroti bahwa desain jendela kamar kos yang menghadap ke dalam seringkali merupakan konsekuensi dari upaya pemilik kos untuk memaksimalkan jumlah unit di lahan yang terbatas. Hal ini dapat mengorbankan kualitas hidup penghuni kos demi keuntungan ekonomi semata. "Makanya yang jadi concern adalah banyaknya unit, bukan kualitas hidup. Oleh karena itu, di tanah yang mungkin terbatas, orang cenderung memaksimalkan tanah yang mereka punya. Sehingga tidak terlalu menjadi penting buat mereka untuk memastikan bahwa setiap ruangan atau setiap unit memiliki akses udara keluar. Sehingga jendela yang mereka buat itu menghadapnya ke lorong," tambahnya.

Berikut adalah beberapa risiko kesehatan yang perlu diwaspadai:

  • Masalah pernapasan: Kelembapan tinggi memicu pertumbuhan jamur dan bakteri yang memperburuk kondisi asma dan alergi.
  • Penyakit kulit: Ruangan lembap memicu pertumbuhan jamur yang menyebabkan infeksi kulit.
  • Gangguan tidur: Kurangnya paparan sinar matahari mengganggu ritme sirkadian dan kualitas tidur.
  • Masalah psikologis: Merasa terkurung dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.

Dengan demikian, sebelum memutuskan untuk menghuni kamar kos, penting untuk mempertimbangkan desain jendela dan dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental. Memilih kamar dengan ventilasi dan pencahayaan alami yang baik merupakan investasi penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang.