Malaysia Airlines Pertimbangkan untuk Kembali Layani Rute Kertajati Setelah Penataan Ulang Rute Penerbangan

Bandara Internasional Kertajati (BIJB) di Majalengka, Jawa Barat, sebagai bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta, ternyata menyimpan catatan menarik dalam sejarah penerbangan internasionalnya. Maskapai penerbangan Malaysia Airlines (MAS), bagian dari Malaysia Aviation Group (MAG), pernah mengoperasikan rute penerbangan dari dan ke bandara ini, menunjukkan potensi Kertajati sebagai salah satu pintu gerbang udara Indonesia.

Bandara Kertajati yang mulai beroperasi pada 24 Mei 2018, dirancang sebagai bandara pendukung untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di Bandara Soekarno-Hatta. Dengan landasan pacu sepanjang 3.000 meter, bandara ini mampu menampung pesawat berbadan lebar, menarik minat maskapai penerbangan untuk membuka rute penerbangan dari dan ke Kertajati.

Malaysia Airlines melihat peluang ini dan mulai melayani rute Kertajati pada tahun 2020. Awalnya, penerbangan dijadwalkan dua kali seminggu, setiap Senin dan Kamis. Respon pasar yang positif mendorong maskapai untuk meningkatkan frekuensi penerbangan menjadi empat kali seminggu. Hal ini diungkapkan oleh Group Managing Director of MAG, Datuk Captain Izham Ismail, dalam sebuah wawancara. Ia mengakui bahwa Kertajati merupakan pasar yang penting bagi Malaysia Airlines.

Namun, upaya efisiensi yang dilakukan oleh MAG pada tahun 2023 memaksa maskapai untuk mengurangi beberapa rute penerbangan demi menstabilkan kondisi keuangan. Rute Kertajati menjadi salah satu yang harus dikorbankan.

"Tahun lalu, kami melakukan pemotongan kapasitas yang sangat besar. Jadi Kertajati adalah salah satunya yang kami hapus dari jadwal operasi," ujar Capt Izham.

Setelah melewati masa sulit, Malaysia Airlines berhasil mencatatkan laba bersih sebesar MRY 54 juta atau sekitar Rp 206 miliar pada tahun 2024. Keberhasilan ini membuka peluang bagi maskapai untuk kembali mengembangkan jaringan penerbangannya, termasuk mempertimbangkan untuk kembali melayani rute Kertajati.

"Jadi Capt Nasar bekerja keras untuk mengembalikan kapasitas guna mendukung lalu lintas udara. Jadi, kami akan memperkenalkan kembali Kertajati dalam waktu dekat," lanjutnya.

Selain rute penerbangan dari dan ke Cengkareng dan Bali, Kertajati dianggap sebagai pasar yang potensial bagi Malaysia Airlines. Meskipun Bali merupakan jaringan internasional utama bagi maskapai, masa depan Kertajati juga terlihat cerah.

Pemerintah Indonesia memiliki rencana untuk mengembangkan Bandara Kertajati sebagai pusat perawatan pesawat (Maintenance, Repair, and Overhaul/MRO) dan kawasan industri dirgantara atau Aerospace Park. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa pengembangan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan lalu lintas penerbangan, tetapi juga memberikan manfaat bagi industri penerbangan dalam negeri.

Pengembangan fasilitas di Bandara Kertajati diharapkan dapat memaksimalkan operasional bandara. Selain itu, bandara ini juga akan diupayakan menjadi pelopor ekosistem di bidang penerbangan yang tidak hanya melayani perbaikan pesawat, tetapi juga berbagai layanan penerbangan tambahan yang bersifat komersial.