Aksi Residivis Curanmor Surabaya Berakhir Tragis: Tewas Ditembak Setelah Curi 3-4 Motor Sehari

Aksi Residivis Curanmor Surabaya Berakhir Tragis: Tewas Ditembak Setelah Curi 3-4 Motor Sehari

Tragedi memilukan menandai akhir perjalanan AYE (29), seorang residivis pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang selama ini meresahkan warga Surabaya. Pada Jumat dini hari (7/3/2025), AYE tewas ditembak petugas Subdit III Jatanras Polda Jatim setelah melawan petugas dengan senjata tajam saat hendak ditangkap. Kelicihan dan kebiasaannya dalam melancarkan aksi pencurian motor yang mampu menghasilkan 3 hingga 4 unit motor curian dalam sehari, akhirnya menjadi penyebab tewasnya pelaku. Kasubdit III Jatanras Polda Jatim, AKBP Arbaridi Jumhur, mengkonfirmasi peristiwa tersebut dan mengungkapkan kronologi penangkapan yang berujung pada penembakan terduga pelaku.

Menurut keterangan AKBP Jumhur, AYE merupakan otak dari komplotan curanmor yang selama ini beroperasi di beberapa wilayah. Ia sangat lihai dalam melancarkan aksinya dan bahkan beberapa kali berhasil lolos dari sergapan petugas. Modus operandi yang dilakukan AYE dan komplotannya relatif sama pada setiap aksinya, sehingga menimbulkan kecurigaan publik dan laporan-laporan di media sosial. Kejadian ini telah membuat pihak kepolisian melakukan penyelidikan intensif selama dua bulan terakhir, mengidentifikasi pola operasi pelaku dan akhirnya berhasil mengidentifikasi dan melakukan pengintaian terhadap AYE dan kelompoknya.

AYE sendiri bukanlah wajah baru bagi aparat penegak hukum. Ia merupakan residivis dengan tiga kali catatan kriminal serupa. Statusnya sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) Polres Bangkalan sejak Agustus 2024 semakin memperkuat dugaan bahwa AYE terlibat dalam sejumlah kasus curanmor yang belum terungkap. Upaya penangkapan sebelumnya di Bangkalan selalu gagal, baik di rumahnya maupun saat berada di perjalanan. Kegesitan dan pengalamannya sebagai residivis terbukti menjadi kendala serius bagi pihak kepolisian.

Aksi curanmor AYE tidak dilakukan sendirian. Ia memiliki komplotan yang terdiri dari beberapa orang dengan peran masing-masing. Tiga anggota komplotannya telah berhasil ditangkap, namun satu rekan AYE yang memboncengnya saat penangkapan berhasil lolos dan masih menjadi buruan polisi. Kelompok ini juga diketahui sering berganti-ganti anggota dalam setiap aksinya. Keberhasilan polisi dalam menangkap tiga komplotan tersebut menandakan langkah signifikan dalam membongkar jaringan curanmor ini secara menyeluruh.

Penembakan AYE menjadi titik akhir dari rangkaian aksi kejahatannya. Kejadian ini sekaligus menjadi peringatan keras bagi pelaku kejahatan lainnya bahwa aparat kepolisian akan menindak tegas setiap bentuk perlawanan saat proses penangkapan berlangsung. Investigasi lebih lanjut akan dilakukan untuk mengungkap seluruh jaringan dan mengungkap kasus-kasus curanmor lain yang mungkin terkait dengan AYE dan komplotannya. Polisi juga akan terus memburu pelaku lain yang masih buron untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum. Kasus ini juga menjadi bukti keseriusan pihak kepolisian dalam memberantas kejahatan curanmor yang meresahkan masyarakat.