Puasa: Strategi Pencegahan Risiko Stroke Melalui Pengendalian Pola Makan
Puasa: Strategi Pencegahan Risiko Stroke Melalui Pengendalian Pola Makan
Praktik berpuasa, selain dikenal luas sebagai sarana spiritual, juga semakin mendapatkan perhatian di ranah kesehatan. Sejumlah pakar kesehatan, di antaranya Dr. dr. Harsan, SpBS, spesialis bedah saraf Siloam Hospitals, dan Prof. Dr. dr. Yusak Mangara Tua Siahaan, SpN(K), spesialis neurologi dari rumah sakit yang sama, mengungkapkan potensi puasa dalam mengurangi risiko stroke. Bukan sekadar menahan lapar dan haus, berpuasa, menurut mereka, merupakan strategi efektif dalam mengendalikan faktor risiko stroke yang terkait erat dengan pola makan.
Dr. Harsan menjelaskan bahwa banyak faktor risiko stroke yang berakar pada kebiasaan makan yang tidak sehat. Diabetes dan hipertensi, misalnya, seringkali dipicu oleh asupan makanan yang tidak terkontrol. Puasa, dengan sendirinya, memaksa seseorang untuk mengatur pola makan, sehingga secara tidak langsung dapat membantu mengendalikan kadar gula darah dan tekanan darah. "Pengendalian diri adalah kuncinya," tegas Dr. Harsan. "Dengan disiplin dalam berpuasa, pola makan menjadi lebih sehat, yang berdampak positif tidak hanya pada kesehatan otak, tetapi juga jantung dan ginjal." Namun, beliau menekankan pentingnya kehati-hatian dalam mengonsumsi makanan saat berbuka. Mengonsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak secara berlebihan justru dapat menggagalkan upaya pencegahan risiko stroke.
Lebih lanjut, Dr. Harsan menambahkan bahwa manfaat puasa dalam menurunkan risiko stroke berpusat pada pengendalian faktor risiko. Dengan mengurangi asupan makanan, secara otomatis tubuh memiliki kesempatan untuk memperbaiki kondisi yang kurang sehat. "Jika kita fokus pada aspek makanan sebagai faktor risiko, risikonya akan berkurang," ujarnya. "Tentu saja, ini berkontribusi pada peningkatan kesehatan secara umum dan penurunan risiko stroke."
Senada dengan Dr. Harsan, Prof. Dr. dr. Yusak Mangara Tua Siahaan menekankan peran puasa dalam menurunkan beberapa faktor risiko stroke. "Berpuasa membantu mengurangi faktor risiko yang sudah ada dalam tubuh," jelasnya. Ia mencontohkan hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, dan kebiasaan merokok sebagai faktor-faktor yang dapat dikurangi atau diatasi dengan berpuasa. Dengan membatasi asupan makanan, kadar kolesterol dan gula darah dapat membaik. Bagi perokok, puasa dapat menjadi momentum untuk berhenti merokok, sehingga mengurangi risiko stroke.
Kesimpulannya, puasa dapat menjadi salah satu strategi pencegahan risiko stroke, tetapi bukan menjadi satu-satunya solusi. Penting untuk diingat bahwa puasa yang efektif harus dibarengi dengan kesadaran akan pola makan yang sehat dan gaya hidup yang sehat secara keseluruhan. Konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan panduan yang tepat dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing individu.
Catatan: Wawancara dengan kedua dokter spesialis dilakukan pada Kamis, 6 Maret 2025 di Siloam Hospitals Lippo Village, Tangerang, Banten.