Ikatan Janji di Bibir Pantai: Sembilan Pasangan Padukan Tradisi dan Romantisme dalam Pernikahan Massal di Gunungkidul

Deburan ombak Pantai Sundak, Gunungkidul, menjadi saksi bisu bagi sembilan pasang pengantin yang mengikrarkan janji suci dalam sebuah pernikahan massal bertajuk 'Sunset Love Ceremony'. Lebih dari sekadar upacara sakral, pernikahan ini mengusung konsep unik yang memadukan tradisi Jawa dengan sentuhan modern, menarik perhatian dari berbagai penjuru Pulau Jawa.

Kelapa muda dipilih sebagai mahar utama, bukan tanpa alasan. Ryan Budi Nuryanto, Ketua Golek Garwo Forum Ta'aruf Indonesia (Fortais), mengungkapkan bahwa kelapa muda sarat akan makna filosofis, melambangkan kesuburan, kebahagiaan, dan harapan akan masa depan yang gemilang bagi pasangan pengantin. Selain kelapa muda, seperangkat alat salat dan cincin turut melengkapi mahar pernikahan, menyempurnakan simbolisasi ikatan lahir dan batin.

Inisiatif pernikahan massal ini bukan hanya sekadar perayaan cinta, tetapi juga upaya strategis untuk memperkenalkan keindahan dan potensi Gunungkidul sebagai destinasi pernikahan kelas dunia. Kekayaan alam yang mempesona, sumber daya manusia yang berkualitas, serta keunikan kulinernya menjadi daya tarik utama yang diharapkan dapat menarik minat pasangan dari berbagai belahan dunia untuk mengikat janji suci di tanah Gunungkidul.

Antusiasme terhadap pernikahan massal ini terbilang tinggi, dengan puluhan pasangan mendaftar untuk berpartisipasi. Namun, setelah melalui proses seleksi administrasi yang ketat, hanya sembilan pasangan yang dinyatakan memenuhi syarat untuk melangsungkan pernikahan sesuai dengan ketentuan agama dan negara. Para peserta berasal dari berbagai daerah di luar DI Yogyakarta, termasuk Jawa Tengah dan Jawa Barat, dengan mayoritas merupakan generasi milenial dan Gen Z yang mendambakan pernikahan yang unik dan berkesan.

Saiful Heru Wahyudi, seorang peserta asal Bandung, mengungkapkan kekagumannya terhadap konsep pernikahan massal ini. Baginya, menikah di tepi pantai dengan mahar kelapa muda merupakan pengalaman yang langka dan tak terlupakan. Senada dengan Saiful, Mia Nurul Purnamasari juga merasa bahagia dan bersyukur dapat menikah dengan konsep yang tidak biasa, apalagi dengan fasilitas yang diberikan secara gratis oleh penyelenggara.

Pernikahan massal di Pantai Sundak ini menjadi bukti nyata bahwa tradisi dan modernitas dapat bersinergi menciptakan momen yang indah dan bermakna. Lebih dari itu, acara ini juga menjadi promosi efektif bagi pariwisata Gunungkidul, membuka peluang baru bagi pengembangan potensi daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.

Daftar Mahar Pernikahan:

  • Kelapa Muda
  • Seperangkat Alat Shalat
  • Cincin