Persalinan Normal Berulang Tingkatkan Potensi Infeksi HPV: Penjelasan Dokter

Persalinan normal yang dilakukan berulang kali dapat meningkatkan risiko infeksi Human Papillomavirus (HPV), virus yang dikenal sebagai penyebab utama kanker serviks. Hal ini diungkapkan oleh seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan onkologi dari RS Kanker Dharmais.

Dokter tersebut menjelaskan bahwa proses persalinan normal menyebabkan serviks mengalami pembukaan dan penutupan berulang. Dinamika ini, meskipun merupakan bagian alami dari proses persalinan, dapat memicu trauma pada sel-sel serviks. Trauma ini kemudian dapat mempermudah masuknya virus HPV ke dalam tubuh.

"Pergerakan serviks yang membuka dan menutup saat persalinan dapat menyebabkan trauma pada sel-selnya, meskipun ini adalah fungsi alami. Kondisi ini meningkatkan kerentanan sel-sel serviks terhadap infeksi HPV," ujarnya.

Virus HPV dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau lecet yang mungkin ada di area vagina, serviks, atau vulva. Saat proses persalinan normal, bayi melewati saluran yang berpotensi mengandung virus HPV, sehingga baik ibu maupun bayi sama-sama berisiko terpapar virus ini. Semakin sering seorang wanita melahirkan secara normal, semakin besar pula risiko terinfeksi HPV.

Selain frekuensi persalinan, beberapa faktor lain juga dapat meningkatkan risiko infeksi HPV, diantaranya adalah:

  • Usia Pernikahan: Menikah di usia muda meningkatkan risiko infeksi HPV karena organ reproduksi wanita belum sepenuhnya matang dan lebih rentan terhadap kerusakan saat berhubungan seksual.
  • Jumlah Pasangan Seksual: Semakin banyak pasangan seksual, semakin besar pula risiko terpapar virus HPV.

Dokter menekankan bahwa meskipun HPV tidak dapat dicegah sepenuhnya, ada langkah-langkah penting yang dapat dilakukan untuk mencegah virus ini berkembang menjadi kanker serviks.

Langkah-langkah pencegahan tersebut meliputi:

  • Vaksinasi HPV: Vaksinasi HPV sangat dianjurkan, terutama bagi anak perempuan usia 9-14 tahun. Vaksinasi dapat memberikan perlindungan terhadap beberapa jenis virus HPV yang paling sering menyebabkan kanker serviks.
  • Skrining HPV Rutin: Bagi wanita dewasa yang sudah aktif secara seksual, penting untuk melakukan skrining HPV secara rutin. Skrining dapat dilakukan melalui Pap smear atau IVA test setiap tiga tahun sekali.
  • Menjaga Kebersihan Organ Intim: Menjaga kebersihan organ intim, terutama saat menggunakan toilet umum, juga penting untuk mengurangi risiko infeksi HPV. Namun, dokter menekankan bahwa penularan HPV paling sering terjadi melalui hubungan seksual.

"Toilet umum dapat menjadi media penyebaran virus, tetapi terpapar virus tidak berarti langsung terinfeksi. Infeksi HPV tetap paling sering terjadi melalui hubungan seksual," pungkasnya.